REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melanjutkan prioritas pemulihan ekonomi nasional (PEN) ke tahun 2021. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, program yang dilanjutkan terkait dengan vaksin dan bantuan sosial sebagai pengungkit daya beli masyarakat.
"Karena pengadaan vaksin ini beberapa perusahaan sudah mempersiapkan. Yakni vaksin Merah Putih dipimpin oleh Menristek bersama Lembaga Eijkman," ujar Airlangga dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (7/9).
Pengadaan dan distribusi vaksin, ujar Airlangga, tetap menjadi prioritas. Hal ini sejalan dengan penjelasan Presiden Joko Widodo bahwa ekonomi nasional baru bisa benar-benar pulih apabila penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan bisa dilakukan dengan optimal.
Selain vaksin Merah Putih yang diproduksi lokal, pemerintah juga memasan vaksin produksi asing sebagai tahap awal vaksinasi. Vaksin tersebut adalah kerja sama Bio Farma dengan pabrikan farmasi asal China, Sinovac, dan kerja sama Kimia Farma dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Group 42.
"Sinovac menyiapkan 290 juta (dosis vaksin) dan G42 menyiapkan 30 juta (dosis vaksin) di tahun ini. Anggaran yang disiapkan sekitar Rp 3,8 triliun dan tahun depan secara multiyearss ada Rp 37 triliun," ujar Airlangga.
Kemudian selain vaksin, program PEN yang akan dilanjutkan adalah penyaluran bantuan sosial tunai kepada pelaku UMKM atau yang kini disebut banpres produktif. Selain itu, pemerintah juga akan melanjutkan kembali penyaluran subsidi gaji pada kuartal pertama 2021. Subsidi gaji ini berupa hibah yang diberikan kepada pekerja atau buruh bergaji rendah.
Program PEN lain yang masih akan diadakan lagi pada 2021 mendatang adalah program Kartu Prakerja dan penyaluran bansos tunai melalui PKH dan Kartu Sembako.