REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersama jajarannya terus bekerja keras memastikan ketersediaan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Berbagai program dijalankan sejak awal pandemi Covid-19 hingga kini. Oleh karena itu, apresiasi terhadap pahlawan pangan harus diberikan, apalagi sektor pertanian saat ini berhasil menjadi penopang utama bagi perekonomian nasional.
Kepala Biro Humas dan Infromasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri menyatakan sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak terdampak oleh pandemi Covid-19. Saat sejumlah pertumbuhan ekonomi nasional dan sektor penunjangnya mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan positif bahkan menjadi penyelamat dan penggerak perekonomian nasional.
"Kita lihat dari Data BPS, disaat pandemi Covid-19 belum juga usai, sejumlah sektor lain cenderung terpuruk. Pertumbuhan ekonomi Indonesia turun sampai 4,19 persen (q to q). Hanya sektor pertanian yang tangguh, tumbuhnya positif," demikian ujar Kepala Biro Humas dan Infromasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri di Jakarta, Selasa (25/8)
Pada kuartal II 2020, BPS merilis bahwa PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dengan pencapaian 16,24 persen (q to q). Kemudian secara berturut-turut di tahun 2020 yakni pada kuartal I dan II, pertumbuhan PDB sektor pertanian positif sehingga ini menandakan adanya dampak positif di sisi hulu, hilir, bahkan jasa penunjang pertanian.
“Sesuai arahan Bapak Menteri SYL, Kementan tetap bekerja ke lapangan setiap harinya untuk selalu hadir dan membantu petani, peternak, serta masyarakat yang butuh dukungan dimasa pandemi seperti saat ini. Bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian, fasilitas dana KUR, asuransi pertanian dan pendampingan teknologi masif dilakukan,“ jelas Kuntoro.
Lebih lanjut, Kuntoro membeberkan dalam peningkatan produksi, Kementan melakukan beberapa upaya dengan memberikan bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen. Kementan juga terus mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
"Upaya peningkatan produksi terus dilakukan Kementan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor. Keberhasilan program KUR sangat dirasakan petani, contoh salah satu korporasi di Lombok Timur dengan luas lahan 7.000 hektar mampu serap KUR Rp 105 miliar," bebernya.
Menurut Kuntoro, kerja keras Kementan bersama pemerintah daerah, pihak terkait dan petani sebagai pahlawan pangan selama masa pandemi sangat dirasakan juga dampaknya terhadap kesejahteraan petani. BPS mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga mengalami kenaikan. NTP nasional Juli 2020 sebesar 100,09 atau naik 0,49 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Sementara NTUP nasional Juli 2020 sebesar 100,53 atau naik 0,28 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
“Hingga saat ini, kekhawatiran potensi terjadinya krisis pangan di banyak negara akibat terbatasnya aktivitas produksi dan distribusi karena adanya pembatasan social tidak berpengaruh terhadap penyediaan pangan di Indonesia," ujarnya.
Kuntoro menambahkan kerja keras para pahlawan pangan selama pandemi juga berhasil dongkrak nilai ekspor. Data BPS mencatat bahwa nilai ekspor produk pertanian pada bulan April 2020 tumbuh sebesar 12,66 persen dan nilai ekpor pada bulan Juni tumbuh tingi sebesar 18,9 persen dibanding Mei 2020. Sementara ekspor pertanian April 2020 sebesar 0,28 miliar dolar AS atau tumbuh 12,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 (YoY).
“Capaian positif di sektor pertanian saat ini terjadi ditengah lesunya ekspor pada sektor lain, tentunya hal ini menunjukkan bahwa pangan Indonesia tetap kuat disaat masa sulit sekalipun. Oleh karena itu perlu kita membuka diri apresiasi kerja keras pahlawan pangan," tegas Kuntoro.
Kuntoro menegaskan Kementan berkomitmen guna mengejar kinerja sektor pertanian pada kuartal III dan IV 2020 agar tetap dapat berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sejumlah strategi tengah disiapkan di antaranya memperluas akses pasar melalui pengembangan toko tani dan usaha kemitraan, membangun buffer stock pangan utama di daerah, substitusi makanan pokok dengan pangan lokal, antispasi kekeringan, mendorong kelancaran distribusi pangan, penguatan ekspor, supporting daerah-daerah defisit dan memperkuat tanaman pekarangan serta holtikultura serta membuat lumbung pangan, mulai tingkat desa hingga provinsi.
“Dengan demikian, meskipun dimasa pandemi Covid-19, Kementan tetap berkomitmen untuk menjalankan program dan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan petani dan penyelamatan ekonomi nasional,” ucap Kuntoro Boga.