Senin 17 Aug 2020 09:32 WIB

Bisnis Transportasi Bus Masih Terpuruk

Persyaratan khusus bagi penumpang bus membuat penumpang beralih ke mobil pribadi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah penumpang bersiap menaiki bus AKAP di Terminal Bus Pakupatan, Serang, Banten, Rabu (17/6/2020). Pandemi Covid-19 membuat bisnis transportasi bus terpuruk.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah penumpang bersiap menaiki bus AKAP di Terminal Bus Pakupatan, Serang, Banten, Rabu (17/6/2020). Pandemi Covid-19 membuat bisnis transportasi bus terpuruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat sektor transportasi paling terdampak karena penurunan signifikan dari mobilisasi. Meski transportasi udara, laut, dan kereta sudah mengalami pemulihan, namun bisnis transportasi bus masih terpuruk khususnya bus antarkota antarprovinsi atau AKAP. 

"Di AKAP ini yang masih menjadi masalah, masyarakat sampai sekarang belum kembali ke angkutan umum," kata Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan dalam sebuah diskusi virtual akhir pekan kemarin.

Baca Juga

Saat persyaratan khusus bagi penumpang bus yang diberlakukan beberapa waktu lalu oleh pemerintah, justru menimbulkan peralihan kepada kendaraan pribadi. Bahkan, Kurnia mengatakan, terdapat angkutan pelat hitam ilegal yang beroperasi menggantikan bus AKAP.

"Ini (angkutan pelat hitam ilegal) terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Barat bagian utara. Sehingga bus AKAP tidak bisa tumbuh dengan baik," ujar Kurnia.

Sementara itu, pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali, mengakui, semenjak terdampak pandemi, sektor transportasi darat yang paling berat. Meski saat ini upaya pemulihan sudah dilakukan tetapi tidak memberikan peningkatan penumpang bus AKAP dan pariwisata yang signifikan.

"Sekarang volume penumpang baru pulih 25 sampai 35 persen saja," tutur Anthony.

Anthony mengatakan, hal tersebut tentunya masih berat bagi pengusaha bus sebab hanya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 50 persen. Hal tersebut menurutnya semakin diperparah dengan kondisi bus pariwisata yang bisa dikatakan hingga saat ini masih mati suri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement