Kamis 13 Aug 2020 12:26 WIB

Holding RS BUMN, Pelindo II Harapkan Standardisasi Pelayanan

Seluruh RS milik BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri BUMN Erick Thohir melihat suasana melalui jendela kapal feri dalam perjalanan menuju Lampung, Sabtu (25/7). PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) mendukung penggabungan atau holding rumah sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir melihat suasana melalui jendela kapal feri dalam perjalanan menuju Lampung, Sabtu (25/7). PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) mendukung penggabungan atau holding rumah sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) mendukung penggabungan atau holding rumah sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN). EVP Sekretariat Perusahaan Pelindo II Ari Santoso mengatakan hal tersebut dapat meningkatkan peran BUMN dalam bidang ketahanan kesehatan nasional.

“Dengan terbentuknya holding, kami berharap tercipta standarisasi pelayanan di semua rumah sakit BUMN,” kata Ari dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (13/8).

Ari memastikan, saat ini Pelindo II sudah menandatangani akta jual beli saham Rumah Sakit Pelabuhan (RSP). Selanjutnya, kata dia, RSP akan menggabungkan diri di bawah pengelolaan Pertamedika Indonesia Health Care (IHC) yang merupakan induk holding rumah sakit BUMN.

Dia menuturkan, proses penggabungan rumah sakit BUMN sudah dirintis sejak 2018. “Sebelum tergabung dalam holding, RSP dikelola oleh PT RS Pelabuhan, yang merupakan anak perusahaan Pelindo II,” jelas Ari.

Ari mengatakan RS Pelabuhan memiliki empat cabang rumah sakit yakni RSP Jakarta, RSP Cirebon, RSP Palembang, dan RS Port Medical Center. Selain itu juga 12 klinik  yang tersebar hampir di semua cabang pelabuhan IPC.  

“Kami bangga RSP yang pernah kami kelola akan menjadi bagian dari holding rumah sakit BUMN yang memiliki jaringan rumah sakit terbesar kedua di Indonesia,” ungkap Ari.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan seluruh rumah sakit milik BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan. Selain itu juga harus dipimpin oleh orang yang memiliki expertise di bidang kesehatan.

Erick mengharapkan Pertamedika IHC dapat bekerja sama membangun ekosistem kesehatan yang baik dengan rumah sakit-rumah sakit swasta dan daerah. Pertamedika IHC selaku induk holding juga akan mengelola aset sekitar Rp. 5 triliun.

“Dalam menghadapi rangkaian proses aksi korporasi, Pertamedika IHC didampingi oleh PT Danareksa Sekuritas beserta konsultan pendukung lainnya,” ujar Erick, Jumat (7/8).  

Erick mengatakan Pertamedika IHC sebagai induk holding rumah sakit BUMN akan menempati peringkat dua grup rumah sakit dengan jaringan terbesar di Indonesia dan lebih dari 4. 500 tempat tidur.

Erick menuturkan, holding rumah sakit BUMN yang sudah memasuki fase dua ini telah meningkatkan jumlah rumah sakit yang akan dikelola di dalam grup IHC. Sebelumnya, grup IHC mengelola 14 rumah sakit menjadi total 35 rumah sakit dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap holding RS BUMN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement