REPUBLIKA.CO.ID, Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Raden Pardede menyebutkan, label resesi akan memberikan pukulan pada psikologis masyarakat. Sebab, resesi bisa mempengaruhi ekosistem ketenagakerjaan di Indonesia.
"Dampak resesi yakni penciptaan lapangan kerja sangat rendah dan terjadi gelombang PHK (pemutusan hubungan kerja)," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (10/8).
Melihat dampak tersebut, Raden memastikan, pemerintah mengambil langkah-langkah serius untuk menghindari resesi ketika pandemi Covid-19. Langkah ini dilakukan melalui rangkaian kebijakan yang masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Sampai saat ini, sudah ada beberapa negara yang masuk dalam jurang resesi. Di kawasan ASEAN saja, dua negara telah mengalaminya, yakni Filipina dan Singapura.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (6/8), ekonomi Filipina mengalami kontraksi 16,5 persen pada kuartal kedua dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Berdasarkan catatan Otoritas Statistik Filipina, ini menjadi penurunan terbesar dalam data PDB kuartalan pemerintah sejak 1981. Sebelumnya, pada kuartal pertama, ekonomi Filipina menyusut 0,7 persen.
Sementara itu, perekonomian Singapura merosot 13,2 persen secara tahunan pada kuartal kedua. Realisasi tersebut lebih buruk jika dibandingkan dengan proyeksi pemerintah, yakni negatif 12,6 persen, maupun realisasi kuartal pertama yang minus 0,3 persen.
Berbicara kawasan Asia, Jepang juga tidak bisa terhindar dari resesi, bahkan sejak kuartal pertama. Mengutip data dari Trading Economics, ekonomi Jepang kontraksi persen pada periode Januari sampai Maret menyusut 0,6 persen (yoy), setelah kontraksi 1,9 persen (yoy) pada kuartal keempat 2019.
Waktu resesi lebih lama dialami Hong Kong. Kontraksi ekonomi telah terjadi empat kuartal berturut-turut, atau sejak kuartal ketiga tahun lalu. Saat itu, ekonomi Hong Kong tumbuh minus 2,8 persen (yoy) yang diikuti penyusutan 3 persen (yoy) pada kuartal berikutnya.