REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO - TikTok, aplikasi video milik China yang telah diawasi oleh Pemerintahan Donald Trump, sedang dalam pembicaraan untuk menjual dirinya kepada Microsoft dan perusahaan lain. Presiden Trump memaksa TikTok untuk menlepaskan diri dari perusahaan induknya, ByteDance, yang berbasis di China.
Dilansir The New York Times, Jumat (31/7), tidak jelas bagaimana cara TikTok mendekati Microsoft dan perusahaan lain, tetapi mengubah kepemilikan sangat penting untuk aplikasi tersebut. Amerika Serikat adalah salah satu pasar utama TikTok, sehingga operasi lanjutan di negara ini menjadi prioritas.
TikTok telah membahas skenario lain untuk meredakan kekhawatiran oleh para pejabat AS. Dalam satu skenario, investor non-China seperti Sequoia Capital, SoftBank dan General Atlantic dapat membeli saham mayoritas di aplikasi dari ByteDance, kata orang yang terlibat dalam pembicaraan akuisisi ini.
Kesepakatan apa pun yang tercapai, kemungkinan akan bernilai mahal. Nilai pasar ByteDance baru-baru ini mencapai sekitar 100 miliar dolar AS, menurut perusahaan riset PitchBook.
Dalam sebuah pernyataan, TikTok tidak menanggapi komentar Trump atau pembicaraan kesepakatan apa pun. Seorang juru bicara mengatakan perusahaan aplikasi ini percaya diri bisa mencapai kesepakatan jangka panjang dan berkomitmen untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna.
Microsoft menolak berkomentar.
Diskusi antara Microsoft dan TikTok sebelumnya dilaporkan oleh Fox Business. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa Presiden Trump siap mengumumkan perintah untuk memaksa ByteDance untuk menjual operasi TikTok AS.