Kamis 30 Jul 2020 15:31 WIB

BTN Bidik Penjualan Aset Properti Rp 1 Triliun

Penjualan aset merupakan strategi yang cukup efektif dalam recovery aset BTN

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Foto udara perumahan KPR-BTN subsidi yang baru dibangun di Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (24/2/2020).
Foto: ANTARA FOTO
Foto udara perumahan KPR-BTN subsidi yang baru dibangun di Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (24/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan penjualan aset properti sebesar Rp 1 triliun dalam kegiatan Investor Gathering ‘Properti Murah Era New Normal’. Adapun kegiatan tersebut mempertemukan ratusan investor di Indonesia yang mencakup developer, agen penjualan properti, investor properti dan lain sebagainya.

Direktur Utama BTN Pahala Mansury mengatakan penjualan target aset terdiri dari Rp 800 miliar dari penjualan aset seperti perkantoran, pabrik, gudang, proyek apartemen, dan proyek perumahan. Sedangkan sisanya Rp 200 miliar dari penjualan aset perumahan atau unit apartemen.

Baca Juga

“Kami memberikan peluang bagi para investor untuk membeli ataupun mengelola aset-aset dari BTN menjadi aset yang produktif  dan bermanfaat serta dapat mendukung program pemerintah menggerakkan perekonomian nasional,” ujarnya kepada Republika, Kamis (30/7).

Pahala menjelaskan kegiatan Investor Gathering bertujuan untuk menggalang penjualan aset para debitur BTN yang tidak performing. Hal ini untuk mendorong pemulihan aset korporasi yang tidak produktif menjadi aset yang produktif menghasilkan profit, baik ke BTN maupun ke investor baru.

“Aset tersebut  berupa tanah, resort/kondotel, perkantoran, apartemen, gudang, perumahan, hingga pabrik yang dapat dikelola atau dijual kembali oleh para investor, harga yang kami tawarkan ke investor sangat miring, karena hanya harga pokok  dengan bunga yang bisa dinegosiasikan atau negotiable sehingga menarik untuk investor,” jelasnya.

Sementara Direktur Remedial and Wholesale Risk BTN Elisabeth Novie Riswanti menambahkan kegiatan Investor Gathering setidaknya ada 1.831 aset dengan nilai total sekitar Rp 6,06 triliun yang ditawarkan BTN, baik berupa proyek perumahan, proyek apartemen, rumah, kost atau kontrakan, perkantoran, unit apartemen, pabrik, ruko, hingga gudang yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. 

Dalam e-book yang dibagikan kepada investor memuat informasi lengkap mengenai jenis properti, luas tanah/bangunan, lokasi dan informasi lainnya termasuk dokumen, harga jual, nilai appraisal termasuk nilai pasar dan nilai likuidasi, sisa kredit, denda dan lain sebagainya secara transparan.

“Kami memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada calon investor agar mereka bisa menghitung nilai investasi, kemungkinan keuntungan yang mereka terima dalam jangka panjang, sehingga ke depan mereka dapat memproyeksikan imbal hasil investasi atau return of investment mereka,” ucapnya.

Ke depan Novie optimistis proyek perumahan masih prospektif mengingat tingginya backlog perumahan dan kebutuhan rumah yang masih tinggi. “Lokasi akan menjadi pertimbangan utama , selain faktor kelengkapan dokumen, namun demikian investor yang tertarik akan dilakukan due diligence untuk mengkonfirmasi potensi dan prospek dari aset yang kami jual atau lelang,” ucapnya.

Untuk mendapatkan aset tersebut, lanjut Novie, investor cukup mengajukan form minat, dan petugas dari BTN akan memproses lebih lanjut para investor untuk ikut serta dalam lelang dan proses due diligence.

“Proses dan mekanisme lelang, maupun mekanisme lain untuk pengambilalihan aset tersebut kami lakukan sesuai ketentuan lelang  atau peraturan perundangan  yang berlaku  agar memenuhi aspek legalitas,” ucapnya

“Penjualan dan pelelangan aset merupakan strategi yang cukup efektif dalam recovery aset BTN yang tahun ini kami. Diharapkan bisa menembus Rp 3 triliun, dan acara ini akan rutin kami agendakan,” ucapnya.

Selain dengan Investor Gathering, sejak setahun terakhir BTN gencar mempromosikan portal www.rumahmurahbtn.co.id. Adapun portal yang disediakan bagi para peminat rumah murah yang merupakan agunan kredit BTN yang sudah tidak performing.

“Peminat dapat langsung memilih dan menghubungi langsung petugas kami agar dapat didaftarkan dalam proses lelang aset tersebut, kami buat semudah mungkin diakses, sehingga semua kalangan dapat membeli rumah lelang,” ucapnya.

Terkait dengan lelang, Direktur Lelang, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan DJKN Kemenkeu Joko Prihanto sepakat, proses lelang saat ini dipermudah dan tetap aman. Pemerintah melalui DJKN sudah membuka ruang bagi masyarakat agar mudah mengikuti fasilitas lelang yg dapat diakses melalui www.lelang.go.id dan aplikasinya pun sudah dapat diunduh ke ponsel. 

Dengan mengikuti lelang, Joko menilai, masyarakat secara tidak langsung ikut membantu pemerintah dalam memulihkan aset pemerintah dan menggerakkan ekonomi.

“Jika seluruh properti yang dilelang BTN ini terjual semua, maka nilai barang akan meningkat, rumah terjual akan ada transaksi, peredaran barang, jasa, renovasi, dampak pergerakan ekonomi ini akan luar biasa,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement