Sabtu 25 Jul 2020 22:12 WIB

Pertamina-Kimia Farma Sinergi Tekan Impor Bahan Baku Farmasi

Kedua pihak berharap kerja sama ini dapat berjalan sesuai harapan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refinery and Petrochemical dari PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan PT Kimia Farma Tbk. Sinergi berupa MoU dilakukan secara virtual antara Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo dan disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Direktur Utama Holding BUMN Farmasi (PT Biofarma (Persero), Tbk) Honesti Basyir.
Foto: Pertamina
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refinery and Petrochemical dari PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan PT Kimia Farma Tbk. Sinergi berupa MoU dilakukan secara virtual antara Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo dan disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Direktur Utama Holding BUMN Farmasi (PT Biofarma (Persero), Tbk) Honesti Basyir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai subholding refinery and petrochemical dari PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan PT Kimia Farma Tbk untuk mengoptimalkan potensi nilai tambah dari pengolahan produk turunan petrokimia menjadi bahan baku farmasi, seperti paracetamol.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, sesuai arahan pemerintah untuk mengurangi impor bahan baku farmasi, Pertamina telah menetapkan produk petrokimia menjadi lini bisnis yang menjadi andalan di masa depan ketika terjadi transisi energi.

Baca Juga

"Untuk itu, Pertamina mencoba mengidentifikasi peluang untuk masuk pada bahan baku farmasi dan logistik. Gayung bersambut dengan Kimia Farma dan kita sudah melakukan penjajakan. Kami berterima kasih atas support pemerintah,"ujar Nicke di sela-sela penandatanganan MoU KPI dengan Kimia Farma, kemarin.

Menurut Nicke, secara teknis Pertamina telah melakukan kajian awal proyek dan selanjutnya kolaborasi bersama Kimia Farma untuk diformulasikan dalam bentuk perjanjian kerja sama. Untuk mendukung realisasinya, Kilang Cilacap sudah dipersiapkan dan salah satunya untuk pengolahan petrokimia menjadi bahan baku farmasi.

Setelah di Kilang Cilacap, tutur Nicke, dapat dilanjutkan di kilang lainnya dengan skala dan jenis yang lebih banyak lagi. Karena salah satu fokus bisnis Pertamina di masa depan adalah petrokimia. Sebagai holding, Pertamina akan mengawal proses ini agar dapat terwujud sesuai harapan pemerintah.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir mengatakan, penandatanganan Nota Kesepahaman Kimia Farma dengan KPI ini berupa sinergi kerja sama industri. Termasuk dalam pengembangan penyedia bahan baku farmasi, yang meliputi aspek tekno-ekonomi dan aspek penelitian.

Satu hal lagi yang menjadi pertimbangan Kimia Farma, integrasi bisnis di Holding BUMN Farmasi perlu diiringi dengan menggandeng partner strategis. Hal ini untuk memperkuat kemampuan kompetitif terutama dalam menjamin suplai bahan baku farmasi dan pengembangan produk petrokimia.

"Sehingga kami berharap dapat merasakan efisiensi dari kerja sama bisnis ini," kata Honesti.

Ia berharap semoga kerja sama dengan Kilang Pertamina Internasional yang dinaungi oleh PT Pertamina (Persero) dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement