REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan pemerintah akan meningkatkan target bauran energi. Ia mengatakan salah satunya adalah dengan meningkatkan penggunaan gas dalam berbagai sektor.
Arifin menjelaskan pada tahun 2019 sektor listrik dan industri tercatat sebagai konsumen gas terbesar di negara ini, masing-masing memanfaatkan 14 persen dan 26 persen. Gas juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri pupuk, LNG domestik, lifting minyak, jaringan gas kota, dan transportasi, dengan pemanfaatan gas untuk pasar domestik mencapai 66 persen.
"Pemerintah mengembangkan pasokan gas untuk memenuhi permintaan yang terus tumbuh, di sisi lain juga memastikan bahwa kegiatan gas hulu masih menarik bagi investor," ujar Arifin, Jumat (17/7).
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas domestik dan mencapai target bauran energi, lanjut Arifin, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 8 tahun 2020 tentang Tata Cara Penetapan Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri. "Peraturan ini akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing industri," ungkap Arifin.
Selain itu, Pemerintah telah menetapkan program konversi solar ke gas bumi untuk pembangkit listrik. Program ini bertujuan untuk mengurangi impor BBM jenis Heavy Fuel Oil (HFO), dan konsumsi High Speed Diesel (HSD). Kementerian ESDM telah mengeluarkan peraturan tentang penugasan PT. Pertamina terkait pasokan dan pengembangan infrastruktur LNG serta penugasan konversi diesel ke gas untuk pembangkit listrik kepada PT.PLN. Total kapasitas pembangkit listrik yang akan dialihkan dari diesel ke gas alam adalah 1.697 MW, dengan volume gas 166,98 Miliar British Thermal Unit per Day (BBTUD) di 52 lokasi.
Pemerintah Indonesia juga mengembangkan infrastruktur pipa gas, khususnya pada 3 transmisi pipa gas, yaitu: (i) Pipa West Natuna Transportation System (WNTS); (ii) KEK Sei Mangkei-Dumai; dan (iii) Cirebon-Semarang. Transmisi pipa gas ini didedikasikan untuk memenuhi permintaan domestik, terutama untuk industri dan pembangkit listrik.
Pengembangan Jaringan Gas Kota (jargas) juga menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Program ini bertujuan untuk menyediakan energi yang bersih, terjangkau, efisien dan ramah lingkungan. Pada tahun 2019, pembangunan jargas telah mencapai 537.936 sambungan rumah, dan dalam 5 tahun mendatang ditargetkan mencapai 4 juta sambungan rumah.
Terakhir, pemerintah mendorong pengembangan LNG Small Scale dan Virtual Pipeline. Rencana ini dilakukan untuk mengamankan pasokan energi di daerah-daerah tertentu dengan kendala geografis, terutama di pulau-pulau kecil yang tersebar di bagian timur Indonesia.