REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Indonesia sektor manufaktur Indonesia siap bertransformasi ke arah era industri 4.0. Hal itu dibuktikan melalui peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 sejak 2018.
Pemerintah mengatakan, implementasi Making Indonesia 4.0 mempercepat adaptasi penggunaan teknologi di tengah masa pandemi. “Kita menyaksikan dinamika global, di mana terbuka peluang dan cakrawala baru lanskap industri global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada acara Hannover Messe Digital Days yang digelar secara virtual, pada Rabu, (15/7).
Ia menjelaskan, berbagai negara di dunia termasuk Indonesia masih berjuang keras melawan Covid-19 dan mengatasi dampak yang ditimbulkan di sektor kesehatan hingga ekonomi. “Memang perlu adanya forum saling bertukar dan berbagi informasi tentang pengalaman dari setiap negara dalam menangani tantangan pandemi saat ini,” tuturnya.
Maka, lanjut Agus, Pemerintah Indonesia memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Hannover Messe Digital Days yang mempertemukan komunitas industri dunia secara daring. “Dengan kemajuan teknologi, kita bisa tetap bertemu dan berbagi tentang kemajuan teknologi industri saat ini kepada dunia melalui konferensi secara virtual,” kata dia.
Dengan menghadirkan lebih dari 200 pembicara terkemuka dan didukung oleh 100 mitra dari pemain industri global, Hannover Messe Digital Days akan menjadi platform penyampaian informasi beragam teknologi dan kebijakan utama mendukung produktivitas sektor industri. Bahkan, dalam rangkaian kegiatan ini, salah satu perusahaan rintisan (startup) asal Indonesia, PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) berhasil meraih penghargaan Hermes Startup Award 2020. MSMB merupakan salah satu alumni program Startup 4 Industry yang diselenggarakan Kemenperin.
Agus pun menegaskan, pemerintah Indonesia tetap fokus melaksanakan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Lima sektor yang menjadi pionir dalam implementasi industri 4.0 di tanah air terus digenjot pengembangannya agar bisa lebih berdaya saing global.
Kelima sektor itu meliputi industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, elektronik, serta kimia. “Meskipun kelima sektor tersebut penting, karena selama ini memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, tidak berarti sektor-sektor lain dikecualikan dalam penerapan industri 4.0,” tegas Agus.
Kemenperin, sambungnya, berkomitmen terus memajukan semua sektor industri di Indonesia. Termasuk meningkatkan potensi sektor industri yang saat ini punya peluang tumbuh positif di tengah masa pandemi Covid-19.
“Contohnya industri bidang kesehatan dan industri digital. Kami akan menunjukkan semua kekuatan industri-industri tersebut di Hannover Messe tahun depan,” ujar Agus.
Perlu diketahui, Akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, Hannover Messe 2020 yang awalnya bakal digelar tahun ini, akhirnya diundur pada 2021. Deutsche Messe AG selaku penyelenggara kegiatan tahunan tersebut, tetap memberikan dukungan kepada Indonesia dalam persiapan sebagai negara mitra resmi.
“Kami terus berkoordinasi dengan Deutsche Messe AG dalam persiapan pameran Hannover Messe 2021 di Jerman nanti. Sebagai official partner country, Indonesia sangat antusias untuk mengembangkan dan menciptakan sektor manufaktur yang lebih baik. Kami terus berbagi optimisme kepada semua pihak bahwa pandemi saat ini semoga segera berlalu, serta berharap kesuksesan bagi Indonesia dan penyelenggaraan Hannover Messe 2021,” jelas Agus.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Dody Widodo menambahkan, selain memperkenalkan dan menghubungkan kekuatan industri Indonesia dengan dunia, partisipasi di Hannover Messe juga bertujuan memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi dengan sejumlah negara potensial. “Jadi, tidak hanya terbatas pada perdagangan, investasi dan industri saja, tetapi juga akan menyentuh pada dimensi pembangunan berkelanjutan yang kita semua sedang upayakan,” tuturnya.
Keterlibatan di Hannover Messe, lanjut Dody, akan menjadi tolok ukur terhadap langkah strategis Indonesia menuju tren teknologi terbaru, serta menunjukkan kapasitas dan kemampuan Indonesia dalam upaya penerapan teknologi manufaktur terkini. Hannover Messe 2021 diharapkan pula dapat memberikan pandangan komprehensif tentang potensi besar Indonesia dalam membangun kemitraan, visi industri, dan mengkampanyekan roadmap Making Indonesia 4.0 ke dunia.