REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Batubara plat merah, PT. Bukit Asam (PTBA) belum berencana untuk mengubah Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) ke pemerintah meski permintaan batu bara sedang melorot akibat pandemi Covid-19.
Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie menjelaskan tahun ini perusahaan mentargetkan produksi batu bara sebesar 30,3 juta ton. Hingga kuartal pertama tahun ini perusahaan sudah memproduksi 5,5 juta ton batubara. Angka ini memang turun 2,8 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
"Soal Produksi kami masih mengacu pada rencana awal. Kalau akan ada perubahan atau tidak kita melihat pasar kedepan seperti apa. Peluang untuk mengubah tetap ada," ujar Polo saat virtual press conference, Selasa (14/7).
Polo juga menjelaskan perusahaan tetap optimistis bisa meraih kinerja produksi batu bara sesuai target hingga akhir tahun nanti. Meski memang kondisi global dan juga asosiasi batubara memprediksi adanya pemangkasan produksi 15-20 persen pada tahun ini.
Manajemen PTBA juga akan terus memantau pergerakan harga batu bara sebelum benar-benar mengajukan revisi RKAB. Selain itu, strategi efisiensi biaya di segala lini bisnis juga dilakukan agar tekanan harga batubara bisa diminimalisasi.
Sementara itu, Polo menyampaikan, PTBA turut membuka opsi untuk menyesuaikan nilai belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini. Sayangnya, ia belum bisa membeberkan hal itu secara rinci.
Yang terang, potensi penyesuaian capex akan dipertimbangkan PTBA berdasarkan kondisi bisnis terkini dan dampak pandemi virus corona terhadap perusahaan. Tahun ini PTBA menganggarkan capex sebanyak Rp 4 triliun yang terdiri dari investasi pengembangan sebesar Rp 3,8 triliun dan investasi rutin sebesar Rp 228,9 miliar.