Kamis 02 Jul 2020 16:33 WIB

Pemerintah Perluas Pasar Batu Bara

Ekspor baru meningkat pada 2021 dan 2022 seiring pemulihan ekonomi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Truk membawa batubara di area pertambangan (ilustrasi). Untuk bisa mendorong pertumbuhan ekspor batu bara, pemerintah akan memperluas pasar.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Truk membawa batubara di area pertambangan (ilustrasi). Untuk bisa mendorong pertumbuhan ekspor batu bara, pemerintah akan memperluas pasar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Minerl (ESDM) menyebutkan, realisasi ekspor batu bara 175,15 juta ton atau setara dengan 7,77 miliar dolar AS. Untuk bisa mendorong pertumbuhan ekspor, pemerintah akan memperluas pasar.

Direktur Pembinaan Usaha Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Sujatmiko menjelaskan, volume ekspor periode Januari-Mei 2020 turun 10 persen dibandingkan realisasi ekspor pada periode yang sama 2019 yang mencapai 193,82 juta ton. Nilai ekspor batu bara periode Januari-Mei 2020 juga turun 18 persen dibandingkan periode yang sama 2019 yang mencapai 9,46 miliar dolar AS.

Baca Juga

Pemerintah mulai menjajaki potensi pasar batu bara untuk menggenjot ekspor. "Kita membuka pasar-pasar baru yang belum pernah didalami, seperti Bangladesh dan Pakistan," kata Sujatmiko, Kamis (2/7).

Kebutuhan batu bara internasional menurun akibat pandemi Covid-19. Ini disebabkan beberapa konsumen utama batu bara dunia memang mengurangi impornya. Misalnya China yang melakukan penghentian beberapa sektor industri serta memprioritaskan penggunaan batu bara dalam negeri.

Impor batu bara Korea Selatan juga menurun karena terjadi penurunan permintaan listrik serta peningkatan unit pembangkit tenaga gas yang lebih ramah lingkungan. India juga melakukan lockdown pelabuhan selama 21 hari serta memprioritaskan penggunaan batu bara dalam negeri. Sementara negara-negara Eropa beralih ke energi terbarukan.

Impor batu bara 2020 oleh negara-negara pengguna batu bara diperkirakan turun. Demikian juga dengan volume ekspor batu bara Indonesia 2020 diperkirakan akan turun dibandingkan volume ekspor 2019.

"Ekspor baru akan meningkat pada 2021 dan 2022 seiring pemulihan ekonomi global setelah berakhirnya pandemi Covid-19," kata Sujatmiko.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengungkapkan, importir batu bara asal Bangladesh dan Pakistan pada dasarnya sudah menjalin bisnis dengan para produsen batu bara Tanah Air. Hanya saja baru sebatas business to business.

APBI menyambut baik jika kerja sama yang ada mau ditingkatkan melalui payung government to government. Bangladesh dan Pakistan sejak beberapa tahun terakhir sering mengontak Indonesia.

"Pada 2020 ini dalam waktu singkat rasa rasanya kami belum bisa berharap banyak ke China," kata Hendra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement