REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) menyebut, dukungan dari pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk kemajuan sumber daya manusia pelaku industri ekonomi syariah.
Presidium Nasional FoSSEI, Boma Bromodipati menyampaikan, perlu ada wadah riset dan platform yang mengedukasi masyarakat. "Tentunya dukungan pemerintah masih sangat diperlukan dalam mendukung peningkatan kapasitas pada tenaga ahli ekonomi syariah di Indonesia," kata Boma kepada Republika, akhir pekan lalu.
Jika dilihat saat ini, tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masih terbilang lebih rendah dibandingkan konvensional. Sehingga besar harapan FoSSEI agar implementasi Master Plan Ekonomi Syariah 2019-2024 dapat dijalankan dengan semestinya.
Terutama dalam peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dan penguatan kapasitas riset. Termasuk pengembangan ahli atau akademisi ekonomi syariah di Indonesia. FoSSEI sendiri memiliki banyak program dan riset yang fokus untuk meningkatkan literasi masyarakat.
"Selama ini, riset ekonomi syariah mahasiswa masih sering menggunakan dana pribadi. Namun, untuk kemarin riset terkait masjid bersama KA-FoSSEI dibiayai masing-masing volunteer," kata Boma.
Ajang untuk menggeloran riset ekonomi syariah juga dinilai masih minim dan kurang terpublikasi dengan baik. FoSSEI sendiri telah melakukan sejumlah kegiatan untuk peningkatan literasi ekonomi Islam melalui program roadshow ke kampus-kampus di Indonesia.
Sejak 2016, FoSSEI bekerja sama dengan IDX Islamic mengadakan Seminar Pasar Modal Syariah yang sudah terselenggara di 105 Kampus, dengan total peserta 16.314 dan melahirkan 3.280 investor pasar modal syariah.