Jumat 19 Jun 2020 17:28 WIB

Garuda Indonesia Sudah Kehilangan 4 Peak Season

Saat ini hanya tersisa satu peak season lagi tersisa yakni libur akhir tahun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Pesawat Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pesawat Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Baru memasuki pertengahan 2020, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terpaksa dipastikan kehilangan banyak momen peak season penerbangan. Hal tersebut terjadi karena terdampak pandemi Covid-19.

“Secara tradisi harusnya ada lima peak season, dipastikan sudah empat season hilang,” kata Irfan dalam diskusi virtual, Jumat (19/6).

Baca Juga

Dia menjelaskan peak season pertama yang sudah dipastikan hilang yakni masa mudik. Irfan menuturkan setelah pemerintah resmi melarang mudik, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada hari pertama Lebaran Idul Fitri 2020 kosong.

“Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta ini layaknya kuburan saat Idul Fitri. Cukup menyedihkan dan panas karena banyak AC dimatikan,” tutur Irfan.

Peak season kedua yakni liburan sekolah yang seharusnya terjadi pada Juni hingga Juli 2020. Irfan mengatakan, mayoritas penerbangan yang sudah dipesan untuk masa libur sekolah dibatalkan.

Selanjutnya, Garuda Indonesia juga terpaksa kehilangan momen penerbangan umrah sebagai peak season ketiga dan haji sebagai peak season keempat. “Biasanya ada 300 sampai 400 ribu jamaah umrah dan ada ratusan ribu jamaah haji dan dipastikan bagasi juga penuh namun tahun ini dipastikan tidak ada,” jelas Irfan.

Dengan hilangnya empat peak season tersebut, Irfan menilai secara masif Garuda Indonesia kehilangan operasionalnya. Irfan menuturkan hanya satu peak season lagi tersisa yakni libur akhir tahun sehingga dia berharap masa pandemi Covid-19 bisa mereda agar industri penerbangan pelan-pelan kembali pulih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement