REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Saratoga Investama Sedaya, Tbk mengumumkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), pembagian dividen sebanyak-banyaknya Rp 149,2 miliar atau Rp 55 per saham. Presiden Direktur Saratoga Michael WP Soeryadjaya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/6), menyatakan bahwa Saratoga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2019 dan keputusan perusahaan untuk membagikan dividen adalah bagian dari komitmen jangka panjang Saratoga kepada pemegang saham.
“Fokus kami tetap pada penguatan fundamental perusahaan investasi melalui strategi investasi yang disiplin dan terukur. Dalam situasi yang dinamis dewasa ini, Saratoga akan selalu waspada dan tetap berusaha mengoptimalkan setiap peluang bisnis, sesuai dengan kebijakan investasi perusahaan,” kata Michael.
Pada akhir tahun 2019, Nett Asset Value Saratoga mencapai Rp 22,85 triliun, meningkat 44,9 persen daripada tahun 2018 sebesar Rp 15,77 triliun. Kenaikan nilai investasi dalam saham dan efek ekuitas tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga saham dari PT Adaro Energy Tbk, PT Tower Bersama Infrastrukture Tbk dan PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Berkat penguatan fundamental perusahaan investasi, di tahun 2019 keuntungan bersih Saratoga dari investasi dan efek ekuitas lainnya mencapai Rp 6,22 triliun. Sementara penghasilan bunga dan investasi sebesar Rp 2,01 triliun.
Direktur Keuangan Saratoga, Lany D Wong menjelaskan pada tahun 2019 Saratoga membukukan rekor pendapatan dividen tertinggi sebesar Rp 1,99 triliun.
Pendapatan dividen tersebut meningkat 121,5 persen daripada perolehan tahun 2018 sebesar Rp 900 miliar dimana kontribusi berasal dari PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk, PT Adaro Energy Tbk, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dan perusahaan investasi lainnya.
"Sebagai perusahaan investasi aktif Saratoga akan terus mengoptimalkan peluang investasi pada tiga sektor yaitu sumber daya alam, infrastruktur dan konsumen. Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai setiap perusahaan investasi, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia di berbagai daerah," jelas Lany.