REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas melemah lagi pada akhir perdagangan Rabu (27/5), memperpanjang penurunannya untuk hari ketiga berturut-turut. Padahal, dunia tengah melonggarkan pembatasan virus corona di seluruh dunia memberi optimisme bahwa ekonomi global akan rebound.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 1,4 dolar AS atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 1.726,8 dolar AS per ons. Emas berjangka turun tajam 29,9 dolar AS atau 1,72 persen menjadi 1.705,60 dolar AS per ons pada Selasa (26/5), setelah turun 8,20 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.726,40 dolar AS per ons pada Senin (25/5).
Para investor menjadi optimistis karena indeks-indeks ekuitas Amerika Serikat naik pada Selasa dan juga pada Rabu pagi sebagai akibat dari pelonggaran penguncian Covid-19 di banyak negara bagian AS. Di sisi lain, lemahnya permintaan dari India dan China juga tidak mendukung emas.
Tahun ini, emas telah naik lebih dari 12 persen. Para analis mengatakan, lintasan keseluruhan logam mulia itu positif, didukung oleh suku bunga rendah dan ketidakpastian politik dan ekonomi global.
"Emas digunakan secara efisien untuk melindungi risiko dalam lingkungan suku bunga rendah karena peluang kerugian untuk menahannya rendah, kami perkirakan lingkungan yang menguntungkan akan terus berlanjut," kata Societe Generale dalam sebuah catatan, memperkirakan harga rata-rata 1.800 dolar AS per ons di kuartal keempat.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 16,2 sen atau 0,92 persen, menjadi ditutup pada 17,757 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman Juli naik 4,8 dolar AS atau 0,55 persen, menjadi menetap pada 878,1 dolar AS per ons.