REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pembatasan penerbangan selama masa pandemi virus corona atau Covid-19 membuat Garuda Indonesia hanya mengoperasikan 30 persen pesawat yang dimiliki. Sementara sisa pesawat yang tidak beroperasi masuk dalam proses perawatan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, sebanyak 70 persen pesawat yang tidak digunakan sementara ini dijaga kesehatannya. "(Pesawat yang masih dikandangkan sementara untuk dilakukan perawatan) pasti prima. Kami tetap lakukan maintenance pesawat agar tetap prima dan siap digunakan nantinya," kata Irfan kepada Republika, Rabu (27/5).
Sementara itu, Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmat Hanafi dalam akun Instagram resmi Garuda Indonesia mengungkapkan, banyak hal yang dilakukan agar pesawat yang dikandangkan sementara ini tetap dalam keadaan prima. "Untuk menjaga pesawat tetap airworthy, kami melakukan prolog inspection. Hal ini ada beberapa tahapan dan ini kami lakukan sesuai dengan manual masing-masing pesawat," kata Rahmat.
Rahmat menjelaskan, beberapa hal yang dilakukan agar pesawat tetap airworthy, salah satunya perawatan terhadap engine. Dia menjelaskan perawatan tersebut dilakukan agar tidak ada partikel yang masuk ke dalam engine.
Untuk bagian kabin, lanjut Rahmat, perawatan juga dilakukan agar selama pesawat tidak digunakan tetap dalam keadaan bersih. Setiap dua pekan sekali pintu pesawat juga dibuka agar ada udara masuk ke dalam kabin.
"Kalau pesawat lama di prolog, apa yang ada di seat cover akan kami copot dan rangkanya kami bersihkan agar masih dalam kondisi bagus," kata Rahmat.
Sebelum nantinya pesawat dioperasikan, Garuda juga akan melakukan preparation ready for flight dua atau tiga hari sebelum digunakan. Pada saat proses tersebut, Rahmat menuturkan, akan diperiksa kembali mulai dari mesin, sistem, dan semua komponen agar pesawat aman saat dioperasikan.
"Kemudian keamanan dan kenyamanan tetap dijaga. Jadi terbang dalam kondisi aman, nyaman serta sehat," kata Rahmat.