REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal pesiar Royal Caribbean pada Rabu (13/5) meluncurkan penawaran obligasi senilai 3,3 miliar dolar AS atau setara Rp 49 triliun. Obligasi tersebut ditawarkan dengan menjaminkan sebanyak 28 kapalnya.
Dilansir Reuters, Royal Caribbean rencananya akan menggunakan dana dari surat utang tetsebut untuk membayar kembali utang sebesar 2,35 miliar dolar AS kepada Morgan Stanley.
Royal Carribean diperkirakan bakal mengalami penurunan pendapatan yang sangat dalam pada kuartal pertama tahun ini akibat Covid-19. Seperti diketahui, pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terpukul karena pandemi ini.
Royal Caribbean terpaksa harus menunda kegiatan pelayarannya secara global dan merumahkan 26 persen karyawannya. Krisis global ini telah membuat pendapatan bersih Royal Caribbean pada kuartal pertama turun menjadi 453 juta dolar AS.
Harga saham operator pelayaran ini juga anjlok sebesar 72 persen pada tahun ini. Di awal perdagangan, harga saham Royal Caribbean langsung terkoreksi hingga empat persen.
Perusahaan diperkirakan akan mengalami rugi bersih sebesar 1,44 miliar dolar AS pada kuartal pertama 2020. Padahal di awal tahun Royal Caribbean masih sempat membukukan laba sebesar 249,7 juta dolar AS.
Adapun penurunan pendapatan perusahaan apabila ditotal selama tiga bulan berturut-turut dari Januari hingga akhir Maret yaitu sebesar 16,7 persen menjadi 2 miliar dolar AS. Royal Caribbean memperkirakan akan membakar uangnya hingga 275 juta dolar AS per bulan selama penundaan berlayar ini.
Sementara itu, pada awal Mei lalu, rivalnya Norwegian Cruise Line Holdings juga telah lebih dulu mendapatkan pinjaman sebesar 2,2 miliar dolar AS. Dana tersebut diperkirakan dan membantu perusahaan bertahan hingga 18 bulan ke depan. Perusahaan menjaminkan dua kapal pesiar serta dua pulau pribadi untuk mendapat pinjaman tersebut.