REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pandemi Covid-19 telah menyebabkan tingkat pengangguran di Jepang naik ke posisi tertingginya pada tahun ini. Sementara ketersediaan lapangan kerja menurun drastis dan terendah sepanjang tiga tahun terakhir.
Berdasarkan data yang baru saja dirilis, tingkat pengangguran meningkat menjadi 2,5 persen. Pada akhir Desember lalu, tingkat pengangguran hanya mencapai 2,2 persen dan merupakan yang terendah sejak 1992.
Tingkat pengangguran di Jepang pun diprediksi akan semakin naik. "Kondisi pengangguran diperkirakan akan semakin memburuk pada April," kata kepala ekonom di Itochu Research Institute, Atsushi Takeda, dilansir Reuters, Selasa (28/4).
Meski kondisinya tidak lebih buruk dari yang dialami oleh Amerika Serikat, Takeda mengatakan, tingkat pengangguran di Jepang bisa naik mencapai empat persen pada bulan ini. Takeda mengakui, peningkatan pengangguran ini tidak bisa terhindarkan.
Meningkatnya angka pengangguran ini diperkirakan akan semakin menekan perekonomian Jepang. Covid-19 memberi pukulan yang cukup besar terhadap pendapatan bisnis. Hal ini pun berdampak pada pemutusan hubungan kerja secara masif.
Demi mengurangi beban ekonomi dari sektor bisnis, Bank of Japan mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk memudahkan perusahaan dalam mencari pendanaan. Bank sentral tersebut juga akan membeli obligasi pemerintah sehingga pemerintah bisa mengeluarkan lebih banyak stimulasi.