Jumat 17 Apr 2020 12:43 WIB

Akui Ancaman Krisis Pangan, SYL Optimalkan Lahan Cadangan

Indonesia akan mengoptimalkan ekstensifikasi lahan sawah sebanyak 600 ribu hektare.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
 Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menegaskan Pemerintah sudah mengantisipasi terkait adanya ancaman krisis pangan dunia setelah berakhirnya wabah pandemi Covid-19. Foto pertanian Indonesia. (Ilustrasi)
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menegaskan Pemerintah sudah mengantisipasi terkait adanya ancaman krisis pangan dunia setelah berakhirnya wabah pandemi Covid-19. Foto pertanian Indonesia. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menegaskan Pemerintah sudah mengantisipasi terkait adanya ancaman krisis pangan dunia setelah berakhirnya wabah pandemi Covid-19. Ia mengatakan, Indonesia akan mengoptimalkan ekstensifikasi lahan sawah sebanyak 600 ribu hektare di luar lahan baku sawah yang sudah tervalidasi.

Syahrul menyampaikan, peringatan ancaman krisis pangan dunia telah disampaikan oleh dua produsen beras dunia, yakni Vietnam dan Thailand bahwa akan terjadi kekeringan. Hal itu akan berdampak pada tingkat produksi beras.

Baca Juga

Selain itu, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) sudah memberikan peringatan akan adanya krisis pangan dunia. "Oleh karena itu, yang kami rencanakan saat ini adalah memperluas ekstensifikasi lahan penanaman selain lahan eksisting yang ada sebesar 7,46 juta hektare," kata Syahrul.

Lahan yang dimaksud tersebut yakni lahan baku sawah yang baru disepakati bersama antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Syahrul mengklaim, di luar dari lahan baku sawah tersebut masih terdapat lahan rawa yang mulai dialihfungsikan menjadi area persawahan seluas 400 ribu hektare.

Selain itu, terdapat sekitar 200 ribu hektare lahan sawah hasil program ekstensifikasi yang masih tersedua. "Jadi ada 600 ribu hektare lahan baru yang bisa kita tanam dalam empat bulan. Dari situ kita bisa dapat lima juta ton gabah kering giling," kata dia.

Ia pun mengungkapkan, untuk saat ini persediaan beras masih dalam negeri masih sangat aman hingga bulan Agustus mendatang. Dari hasil prognosis penghitungan, pada akhir Agustus 2020 cadangan ketersediaan beras nasional 8,2 juta ton. Adapun yang perlu diantisipasi yakni mulai periode Oktober hingga awal tahun 2021.

"Yang kami khawatirkan pertanaman sesudah Oktober, harus dijaga sampai Januari tahun depan agar situasi tetap normal. Itu menjadi hal penting bagi kita," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement