REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Industri mobil Jepang akan mencoba untuk menghindari penangguhan operasi selama pandemi virus corona. Akan tetapi, keselamatan pekerja tetap menjadi prioritas utama, menurut Asosiasi Produsen Otomotif Jepang, dikutip dari Reuters, Jumat.
Asosiasi tersebut mengungkapkan, industri sedang mempertimbangkan dukungan keuangan untuk perusahaan yang kesulitan. Banyak dari pembuat mobil Jepang yang telah menangguhkan beberapa operasi produksi. Sementara, sebagian besar pabrik mereka di luar negeri telah ditutup karena permintaan mobil telah merosot dan adanya karantina wilayah di sejumlah negara dengan dampak tinggi.
"Selama ada permintaan dan aman bagi pekerja untuk bekerja, kami ingin melihat pabrik negara initetap beroperasi," kata Ketua Asosiasi Produsen Otomotif Jepang, Akio Toyoda.
Akio mengatakan bahwa industri mobil Jepang harus mempertahankan pekerjaan sebanyak mungkin untuk memastikan bahwa pembuat mobil dan pemasok mereka akan siap untuk melanjutkan operasi penuh untuk pemulihan akhirnya dari wabah virus corona. Toyoda, yang juga menjabat sebagai presiden Toyota Motor Corp, mengatakan bahwa pembuat mobil bersama dengan komponen kendaraan, autobody, dan pembuat peralatan mesin sedang mempertimbangkan untuk menyiapkan dana untuk menawarkan dukungan keuangan kepada perusahaan yang kesulitan.
Seperti saingan global mereka, pembuat mobil Jepang berjuang untuk menahan dampak virus, mempertahankan dan mencari dana tambahan. Toyota dan Nissan Motor Co telah memanfaatkan kreditor mereka untuk jalur kredit tambahan, sumber dari kedua perusahaan mengatakan kepada Reuters.