Senin 23 Mar 2020 14:29 WIB

Tiga Skenario Untuk Capai Realisasi Investasi

Sampai saat ini tidak ada investor yang berniat menarik investasinya dari Indonesia.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada pembukaan Rakornas Investasi 2020 di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada pembukaan Rakornas Investasi 2020 di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyiapkan tiga skenario capaian realisasi investasi di tengah mewabahnya pandemi Virus Corona baru atau COVID-19.

“Saya membuat simulasi ada tiga, yakni target optimis, moderat, dan pesimis. Saya pikir nanti akan saya umumkan pada akhir bulan ini,” kata Bahlil Lahadalia dalam peluncuran yang disiarkan secara langsung melalui video conference di Jakarta, Senin.

Meski tidak menjelaskan secara rinci, Bahlil memastikan tiga skenario itu telah ia laporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Tentu kami optimistis, tapi terukur, dan realistis. Kami tentu punya strategi,” ujar Bahlil Lahadalia.

Ia juga memastikan hingga saat ini belum ada revisi target realisasi investasi sebesar Rp 886 triliun hingga akhir tahun 2020. Pasalnya, hal itu juga berdasarkan grafik pertumbuhan realisasi investasi pada triwulan pertama 2020 dibandingkan triwulan pertama 2019. “Pertumbuhan realisasi investasi triwulan pertama (2020) dibandingkan 2019 itu ada kenaikan dalam kisaran 5 persen hingga 6 persen, jadi tidak menurun, justru naik,” kata Bahlil Lahadalia.

Ia menjelaskan tren kenaikan disebabkan  investasi eksisting yang terus berjalan bahkan sudah mencapai sekitar 50-60 persen. Sebab kedua, yakni keberhasilan BKPM menyelesaikan investasi yang mangkrak hingga senilai Rp200 triliun lebih.

Kemudian, BKPM juga mengubah pola yang selama ini menunggu investasi datang menjadi “jemput bola”. Pihak BKPM akan mendatangi investor-investor yang belum merealisasikan investasi mereka dan mendampingi hingga mereka merealisasikan investasinya.

BKPM meyakinkan investor terkait upaya pemerintah menjaga kestabilan ekonomi di tengah wabah ini. "Presiden keluarkan relaksasi lakukan perhitungan ulang di bank, UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sebagian besar dibiayai negara, pajak ada yang ditangguhkan dulu, ini stimulus pemerintah bantu ekonomi," tegas Bahlil. 

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk yakinkan pengusaha atau investor. Apalagi, pemerintah memperpendek berbagai hal yang menghambat realisasi investasi.  Dirinya mengatakan, terus berkomunikasi dengan investor supaya mereka tidak kabur. "Saya ternyata walau kerja dari rumah, tapi malam baru di rumah, kita komunikasi terus agar mereka paham. BKPM sales negara, maka tidak ada strategi baku," katanya. 

Bahlil tidak memungkiri, selama ini sudah ada pengusaha yang mengeluh, salah satunya karena Jakarta yang memberlakukan kebijakan tutup kota walau tidak seluruhnya. Walau begitu, katanya, BKPM menjelaskan ke mereka, ini demi keselamatan. 

"Kita yakinkan mereka ini demi hindari virus agar tidak semakin banyak yang terjangkit. Kita harap semua cepat berlalu, obat bisa ditemukan, dan bisa bangkit lagi. Mundur satu langkah tidak apa-apa, pengusaha itu dinamis dan elastis," jelasnya.

Ia menegaskan, sampai saat ini tidak ada investor yang berniat menarik investasinya dari Indonesia. Walau penyebaran wabah corona masih terjadi.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement