Senin 16 Mar 2020 07:01 WIB

The Fed Pangkas Suku Bunga Lagi, Dolar AS Melemah

Pemangkasan suku bunga ini bertujuan untuk melonggarkan kelangkaan dolar AS di pasar

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
The Federal Reserve(AP Photo/Andrew Harnik)
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
The Federal Reserve(AP Photo/Andrew Harnik)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat kembali memangkas suku bunga acuan menjadi kisaran 0-0,25 persen pada Ahad (15/3) malam. Sebelumnya pada 4 Maret 2002 the Fed sudah memangkas suku bunga acuan. Kejutan ini bertujuan untuk melonggarkan kelangkaan dolar AS di pasar keuangan.

Fed menyebut langkah tersebut dapat memperluas neraca keuangannya menjadi sekitar 700 miliar dolar AS dalam beberapa pekan mendatang. Presiden AS Donald Trump menyebut langkah tersebut luar biasa.

Baca Juga

"Luar biasa, berita yang sangat baik," katanya, dilansir Reuters.

Secara umum, langkah ini merupakan respons atas gonjang-ganjing pasar keuangan karena virus Covid-19. Wabah asal Wuhan, China, ini mengancam pertumbuhan ekonomi jatuh secara drastis.

Trump menyampaikan AS belajar dari negara lain. Virus corona memang sangat menular, tetapi AS meyakini bisa mengendalikannya. Hingga saat ini AS melaporkan sekitar 3.000 kasus dan 62 kematian.

Setelah pemangkasan suku bunga terbaru, dolar melemah. Pada perdagangan Senin (16/3) di Asia, dolar jatuh 1 persen terhadap yen Jepang menjadi 107,00 yen per dolar AS. Dolar juga melemah 1 persen terhadap poundsterling Inggris menjadi 1,24 dolar per AS.

Lima bank sentral lain juga memotong harga nilai tukar untuk mempermudah perolehan dolar di lembaga keuangan mereka yang sedang menghadapi tekanan kredit. Kerja sama tersebut terjadi antara Fed, Bank Kanada, Bank Sentral Eropa, Bank Inggris, Bank Jepang, dan Bank Nasional Swiss.

Mereka sepakat untuk menawarkan kredit jangka pendek tiga bulan dalam dolar AS dengan rate yang lebih murah daripada sebelumnya. Langkah tersebut bertujuan menurunkan nilai pembayaran bank dan korporasi dalam mengakses dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement