Sabtu 07 Mar 2020 05:19 WIB

Dampak Corona Menurun, Indonesia Siap Ambil Peluang Ekspor

Manufaktur di China akan kembali beroperasi pada April mendatang.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana aktivitas bongkar muat kontainer dari kapal MV Holsatia yang bersandar di Dermaga Internasional PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/4).
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Suasana aktivitas bongkar muat kontainer dari kapal MV Holsatia yang bersandar di Dermaga Internasional PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada akhir Februari lalu, Presiden China Xi Jinping menginstruksikan dunia usaha agar kembali bergerak. Jika semua lancar, diperkirakan manufaktur di Negeri Bambu itu akan kembali beroperasi pada April mendatang.

Momen tersebut, kata Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Republik Rakyat China dan Mongolia Djauhari Oratmangun, harus dimanfaatkan oleh Indonesia. Menurut dia, peluang ini harus diambil Tanah Air supaya bisa masuk pasar China.

"Kita akan identifikasi saat ini apa yang bisa kita suplai dalam waktu dekat. Kalau mereka (China) buka pasar lagi pada April atau Mei, kita siap langsung masuk pasar," tegasnya melalui video di Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu, (4/3).

Djauhari menilai, peluang masuk pasar China kali ini lebih terbuka, sebab tren wabah corona di berbagai negara justru tengah meningkat. "Jadi kita harus baca benar-benar kebutuhan China, kalau di benak saya, pertama yang mereka butuhkan produk makanan dan minuman, itu akan selalu diminati," ujarnya.

Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Republik Rakyat China dan Mongolia, lanjut dia, siap pula membantu Indonesia masuk pasar China. Kedutaan bahkan sebelumnya sudah bertemu e-commerce lokal untuk membantu memasarkan produk Indonesia, namun kerja sama itu tertunda karena penyebaran virus corona.

"Jadi ya sudah, kita tunggu mereka punya rasa PD (Percaya Diri) lagi. Yang pasti kami di KBRI siap bantu, termasuk ke logistik," tuturnya.

Selama ini, kata Djauhari, mitra utama perdagangan China meliputi Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan. Diharapkan ke depannya, Indonesia bisa menjadi salah satu mitra utama itu. "Mimpi kami, Indonesia masuk 10 besar bahkan lima besar mitra utama China," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement