Jumat 06 Mar 2020 19:17 WIB

Pelarangan Impor Karena Corona Momentum Buat Petani

Indonesia tidak tergantung lagi kepada produk yang didatangkan dari luar negeri.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Fakhruddin
 Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (PB STII) Periode 2019-2024 dilantik di aula Masjid Al Furqon, Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Jumat (6/3) siang.
Foto: Republika/Muhyiddin
Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (PB STII) Periode 2019-2024 dilantik di aula Masjid Al Furqon, Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Jumat (6/3) siang.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (PB STII), Fathurrahman Mahfudz mengatakan, kasus virus Corona bisa menjadi "rahmat" bagi para petani Indonesia. Karena, virus tersebut bisa membuat pemerintah Indonesia tidak mengimpor beberapa jenis sembako lagi dari luar negeri. 

"Justru ini juga rahmat, dalam tanda kutip. Mohon maaf jangan disalahartikan. Ini rahmat dalam arti petani Indonesia inilah waktunya. Karena kan kita selalu impor, buahnya impor, garamnya impor, semua impor," ujar Fathur saat ditemui dalam acara pelantikan PB STII Periode 2019-2024 di aula Masjid Al Furqon, Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Jumat (6/3).

Menurut dia, munculnya kasus virus corona ini juga bisa dijadikan momentum bagi para petani untuk memperbaiki hasil pertaniannya, sehingga Indonesia tidak tergantung lagi kepada produk-produk yang didatangkan dari luar negeri. "Nah, saatnya kita konsolidasi para petani supaya kita perbaiki tanaman kita, supaya kita tidak tergantung kepada produk impor," ucap Fathur. 

Dia menambahkan, komoditas sembako yang diimpor dari berbagai negara selama ini memiliki nilai yang luar biasa. Namun, menurut dia, jika pemerintah tidak mengeluarkan biaya untuk mengimpor, para petani akan lebih sejahtera. 

"Nilai impor kita luar biasa, sekitar ratusan miliar dolar. Kalau duit itu tidak dikeluarkan untuk impor, itu luar biasa petani kita. Ini suatu momentum untuk berdikari," kata Fathur. 

Sementara itu, Menteri Kehutanan RI Periode 2004-2009, Malem Sambat (MS) Kaban mengatakan, sampai saat ini sebenarnya virus corona tidak begitu berpengaruh terhadap para petani yang menjalankan aktivitas. Namun, menurut dia, virus mematikan tersebut kemungkinan berdampak pada beberapa jenis komiditi ekspor maupun impor.

"Kalau untuk ekspor-impor pada beberapa jenis komoditi tertentu bisa iya (betdampak). Misalnya, bawang putih dari Cina, mungkin kedelai dari Cina, itu mungkin ada masalah karena dia harus disterilisasi. Itu urusan sana. Mungkin sektor itu berpengaruh," jelas Kaban. 

"Jadi beberapa sektor memang berpengaruh, tapi sektor yang lain belum tentu. Jadi, perlu dikelompokkan mana yang betdampak dan mana yang tidak berdampak," tutupnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement