Jumat 06 Mar 2020 17:39 WIB

Investasi China Menurun, BKPM Kejar FDI dari Negara Lain

BKPM akan mengejar FDI dari Eropa, Timur Tengah, serta Korea Selatan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat, (6/3).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat, (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- China merupakan salah satu negara asal investasi terbesar pada tahun lalu. Bahkan pada kuartal IV 2019, Negeri Tirai Bambu tersebut yang paling banyak berinvestasi di Tanah Air, nilainya mencapai 1,4 miliar dolar AS. 

Hanya saja karena penyebaran virus corona, pada semester pertama 2020, diperkirakan investasi dari China menurun. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pun menyusun strategi menghadapi kendala itu. 

Baca Juga

"Sekarang BKPM menyiasati penurunan investasi dari China itu dengan memaksimalkan potensi-market di negara lain untuk FDI (Foreign Direct Investment)," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia kepada wartawan di Jakarta, Jumat, (6/3). BKPM, tegasnya, akan mengejar FDI dari Eropa, Timur Tengah, serta Korea Selatan. 

"(Investasi) dari Korea lagi bagus, di Korea kan tidak semuanya kena (corona) ya. Lalu Jepang dan Singapura juga," tutur dia. 

Selain itu, lanjutnya, BKPM pun akan terus mengoptimalkan potensi realisasi investasi dari dalam negeri. Menurut Bahlil, investasi dari dalam negeri sedang bagus pula. 

"Trust sudah mulai muncul. Jadi yang selama ini kredit-kredit sudah oke dari bank tapi belum direalisasikan, sekarang sudah mulai direalisasikan, jadi menggairah ini. Kita harus mulai berpikir, semakin besar dan semakin banyak investasi dari dalam negeri, itu jauh lebih baik," tegas Bahlil. 

Meski penyebaran corona semakin meluas ke berbagai negara, namun dia mengaku tetap optimis target investasi sebesar Rp 886 triliun tahun ini dapat tercapai. "Pengusaha kita nih nggak boleh pesimistis, kalau pesimistis nggak usah jadi pengusaha, ada kendala yes, tapi dibalik kendala harus ada ruang, dibalik corona harus ada solusi," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement