Selasa 25 Feb 2020 13:57 WIB

Mentan Syahrul Minta Mahasiswa IPB Tularkan Ilmu ke Desa

Ilmu yang diperoleh mahasiswa dalam bidang pertanian bisa berguna hingga level desa

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta perguruan tinggi, terutama Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meningkatkan sinergi membangun pertanian.
Foto: dok istimewa
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta perguruan tinggi, terutama Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meningkatkan sinergi membangun pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta perguruan tinggi, terutama Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meningkatkan sinergi membangun pertanian. Ia secara khusus meminta ilmu yang diperoleh mahasiswa dalam bidang pertanian bisa berguna hingga level desa dan membantu petani.

"IPB harus ada di setiap desa, kampus pertanian harus ada di setiap daerah. Minimal ilmunya bisa berguna di desa," kata Syahrul dalam sebuah diskusi di IPB, Selasa (25/2).

Baca Juga

Ia menuturkan, dengan teknologi satelit yang telah dimiliki pemerintah, seharusnya pengembangan pertanian bisa lebih baik didukung dengan ilmu pengetahuan di kampus. "Ini semua harus dipelajari IPB," katanya menambahkan.

Syahrul pun menegaskan bahwa mahasiswa  harus didorong kuat oleh kampus agar mau menjadi bibit petani milenial dengan membangun pertanian berbasis teknologi digital.  Dengan begitu, bekal pengetahuan yang diperoleh bisa dipraktikkan di lapangan dan memberikan manfaat konkret.

Dirinya menjelaskan,  penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi pertanian sangat penting meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Sebab, produksi  menyangkut aspek dasar menghidupkan masyarakat yang maju dan rumah tangga yang sejahtera.

"Bicara pertanian juga menemukan solusi harapan dan kebutuhan pangan, tidak hanya tugas pemerintah tapi melibatkan semua pihak.  Pertanian merupakan sebuah gerakan bersama dan menyadarkan semua orang," jelasnya.

Syahrul pun berharap ke depan ada konsep pembangunan pertanian modern dari perguruan tinggi yang dihasilkan dan bisa dipraktikkan. "Cara membangun pertanian tidak boleh lagi menggunakan cara lama, tapi harus pakai  teknologi digital, dan mekanisasi yang canggih," kata dia.

Rektor IPB, Arif Satria, mendukung upaya pemerintah beberapa bulan terakhir untuk memperbaiki basis data.  Adanya pendirian Agriculture War Room (AWR) dan Komando Strategi Pembangunam Pertanian (Kostratani) turut membantu pemerintah dan perguruan tinggi untuk melakukan pemantauan  permasalahan pertanian hingga tingkat kecamatan dan desa.

"Isu pangan selalu update, karena isu yang abadi di dunia adalah soal pangan. Ada indeks ketahanan pangan, isu kemiskinan, isu kelaparan dan regenerasi petani. Dengan data yang baik, bisa menghasilkan keputusan yang baik," katanya.

Selain itu, Arif  juga mendukung program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) yang dijalankan Kementan sebagai jalan keluar atas minimnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian. Program itu, kata Arif, bisa menjadi kunci majunya pertanian Indonesia yang berjalan secara mandiri dan modern.

"Bicara pertanian tidak boleh berada di menara gading yang terlalu asyik dengan teori dan diskusi. Anak-anak kita juga harus belajar konsep, teori dan definisi praktek di lapangan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement