Senin 24 Feb 2020 17:49 WIB

Bank Syariah Kejar Ketertinggalan

Dulu industri sulit berkembang karena produk bank masih sulit dijangkau.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Perbankan syariah terus berkembang ke arah yang positif. Foto perbankan syariah, (ilustrasi)
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Perbankan syariah terus berkembang ke arah yang positif. Foto perbankan syariah, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan syariah terus berkembang ke arah yang positif. Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Achmad Kusna Permana menyampaikan bank syariah sudah mengejar ketertinggalan.

"Lima tahun lalu kita (industri bank syariah) punya isu dari sisi keberadaan produk, fitur, teknologi yang masih tertinggal, kini sudah teratasi," katanya kepada Republika, Senin (24/2).

Baca Juga

Dulu, industri sulit berkembang karena produk bank masih sulit dijangkau. Jaringan, mobile banking, ATM, masih sangat minim sehingga masyarakat enggan mengakses bank syariah. Ada celah yang sangat besar dalam level layanan antara bank syariah dengan konvensional.

Saat ini, hampir semua layanan bank konvensional ada padanannya di bank syariah. Mayoritas bank juga bisa menggunakan sumber daya dari induknya yang konvensional sehingga layanan syariah mudah diakses.

Otoritas telah memberikan kemudahan bagi anak usaha syariah, untuk menggunakan menggunakan sumber daya induk. Selama tidak bertentangan dengan sisi kesyariahan, maka sumber daya bisa dimanfaatkan.

Akses yang mudah ini kemudian meningkatkan sisi pendanaan. Sejumlah alasan lain seperti tingkat literasi dan tren juga membuat nasabah melirik bank syariah. Sehingga penghimpunan Dana Pihak Ketiga terus meningkat.

"Kalau kita lihat rasio dana murah (CASA) meningkat dibanding beberapa tahun lalu, dari 20-30 persen hingga kini sudah 40-50 persen," katanya.

Permana menyampaikan, asosiasi telah mengimbau pada anggota, bahwa pola 'berjualan' kini sudah tidak bisa hanya mengandalkan kesyariahan. Tapi juga harus dibarengi dengan peningkatan layanan dan kompetitif.

Ia menyadari masih ada yang perlu diperbaiki, seperti pricing atau tingkat imbal hasil yang masih lebih tinggi dari bank konvensional. Menurutnya, bank syariah perlahan mengatasinya dengan peningkatan CASA.

Permana tidak menapik karena dari sisi usia, industri konvensional sudah jauh lebih dulu dibanding industri syariah. Namun ia optimistis, percepatan akan dilakukan apalagi dengan dukungan dari pemerintah yang berpihak pada industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement