REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Jamkrindo menargetkan dapat memberikan penjaminan untuk 8,5 juta UKM tahun 2020, seiring dengan pertumbuhan UMKM yang kini mewakili 98 persen dari total populasi pelaku bisnis di Indonesia.
Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto menjelaskan pada tahun 2019, Jamkrindo memberikan penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sekitar 7,2 juta UMKM di Indonesia.
"Dengan evakualensi yang naik sesuai 'growth' penjaminan, artinya kira-kira ada sekitar 8,5 juta UMKM yang kami harapkan bisa dilakukan penjaminan," kata Randi pada konferensi pers Pemaparan Laporan Keuangan 2019 di Kantor Pusat Jamkrindo Jakarta, Kamis (20/2).
Peningkatan jumlah UMKM yang diberikan penjaminan ini juga seiring dengan target volume penjaminan Jamkrindo sebesar Rp 231,5 triliun, atau tumbuh 13,5 persen dari realisasi tahun 2019 sebesar Rp 203,99 triliun.
Khusus untuk penjaminan KUR mencapai Rp 95 triliun, meningkat dari realisasi tahun 2019 sebesar Rp59,01 triliun. Ada pun penjaminan KUR memiliki porsi sekitar 29 persen, dari total penjaminan yang diberikan Jamkrindo. Menurut Randi, saat ini masih banyak UMKM yang belum bisa mengakses lembaga keuangan untuk mendapatkan modal, karena tidak memenuhi persyaratan atau tidak "bankable".
Namun di sisi lain, bonus demografi yang dinikmati Indonesia hingga lima tahun mendatang serta generasi milenial yang kreatif membuka usahanya sendiri, membuat Jamkrindo optimistis bahwa peluang untuk bisnis penjaminan masih terus potensial. "Masyarakat atau anak-anak muda, khususnya, fokusnya tidak hanya bagaimana bekerja pada pemerintah, atau menjadi pegawai. Mereka sangat terpicu membuka usaha sendiri. Itu menjadi peluang dan pasar yang potensial," kata Randi.
Untuk mencapai sejumlah target pada 2020, Jamkrindo melakukan beberapa hal, antara lain memperkuat portofolio produk eksisting dan baru, memperkuat Sinergi BUMN, melakukan penjaminan yang berorientasi pada profitabilitas, serta memperkuat dan mengembangkan jejaring kemitraan.