Rabu 19 Feb 2020 21:07 WIB

Jasindo Pastikan Portofolio Investasi Perusahaan Aman

Sebanyak 45 persen portofolio investasi Jasindo berada di deposito.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Jasindo
Foto: Jasindo
Jasindo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus yang terjadi pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi peringatan bagi BUMN asuransi lain. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo menyampaikan portofolio investasi Jasindo masih aman.

Pelaksana tugas Direktur Utama sekaligus Direktur Keuangan dan Investasi Jasindo Didit Mehta Pariadi mengatakan portofolio investasi perseroan tidak berada di reksa dana dan saham. Ia menyebut 45 persen portofolio investasi Jasindo berada di deposito.

"Penempatan investasi kami 45 persen di deposito karena kalau ada klaim kan jangka pendek, setelah risiko bisa diterima harus bayar dalam 30 hari. 20 persen itu ketentuan pemerintah dalam bentuk obligasi," ujar Didit di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/2).

Didit melanjutkan 25 persen lainnya investasi perusahaan mitra seperti Mandiri in Health. Lima persen lainnya investasi di reksa dana dan satu persen investasi dalam pasar saham.

"Jumlah saham tidak sampai cuma 12 seperti Astra, Unilever," ucap Didit.

Jasindo, kata Didit, berupaya meningkatkan kinerja dengan menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 6,4 triliun pada tahun ini. Didit mengatakan pertumbuhan premi menjadi fokus utama perusahaan pada tahun ini. Didit mengatakan beberapa tahun terakhir pertumbuhan premi Jasindo memang relatif datar lantaran sejumlah strategi yang sengaja diambil perusahaan pada tahun lalu seperti mengurangi porsi di beberapa segmen yang tidak terlalu baik untuk jangka menengah.

"Misalnya kita menurunkan (premi) kendaraan motor Rp 300 miliar (2019) dengan sengaja, kita meninggalkan, karena kalau dilanjutkan akan indah tahun ini, tidak indah untuk lima tahun ke depan," lanjut Didit.

Didit mengatakan selama 2018-2019, Jasindo telah memetakan sejumlah sektor dan produk yang memiliki prospek bagus dengan bisnis yang menguntungkan sebagai sasaran utama produk Jasindo. Untuk mencapai target tersebut, Jasindo juga akan menerapkan sistem structure self management. Ke depan, kata dia, Jasindo tak lagi sekadar bertumpu pada premi yang ada, melainkan bertumpu pada perluasan premi.

Didit mengambil contoh, Pupuk Indonesia Group yang sudah memiliki lima produk Jasindo. Namun, Didit mengatakan Jasindo masih belum mempunyai produk-produk lain yang diminta Pupuk Indonesia.

"Mereka punya yang lain yang belum kita penuhi misalnya rantai pasok bahan bakunya, dia minta kita menjamin supaya tidak ada penghentian produksi," kata Didit.

Didit mengungkapkan Jasindo berupaya memperluas produk asuransi yang sesuai keinginan nasabah. Didit mengatakan Jasindo juga menyiapkan sejumlah produk baru namun tidak bisa langsung diaplikasikan lantaran terbentur regulasi yang mengharuskan setiap satu produk asuransi harus berdasarkan perizinan dari OJK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement