REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan, pada 2020 sebanyak 36 pondok pesantren (ponpes) bisa terlibat dalam kegiatan pembinaan serta pelatihan kewirausahaan berbasis ponpes. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih mengatakan program Santripreneur terus dijalankan tahun ini.
"Sekarang Banten, habis itu ke Tegal. Di luar Pulau Jawa juga ada di Kalimantan, Lampung, dan Aceh," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri pelatihan kewirausahaan santri di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Selasa, (18/2).
Demi menyukseskan rencana tersebut, kata dia, Kemenperin menyiapkan anggaran sekitar Rp 15 miliar. Dengan asumsi, bantuan yang dikucurkan sebesar Rp 500 jutaan per ponpes.
Tahun lalu, kata dia, terdapat sekitar 20 ponpes yang mengikuti program Santripreneur. "Sekarang kita lagi lakukan evaluasi 2019 seperti apa. Apa benar-benar seperti yang saya lihat, tercapai atau nggak," ujar Gati.
Ia menambahkan, lewat pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan, sejak 2013 Kemenperin telah membina sebanyak 46 pondok pesantren dengan lebih dari 8.628 santri. Pembinaannya meliputi pelatihan produksi serta bantuan mesin atau peralatan di bidang olahan pangan, minuman, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim dan seragam, daur ulang sampah, serta produksi pupuk organik cair.
Pemerintah pun menggandeng Amazon Web Service (AWS) untuk memperkenalkan teknologi digital ke para santri. "Mereka (santri) ini banyak sekali jumlahnya, jutaan. Kalau mereka nggak disiapkan, mereka bisa bingung dan nggak bisa berperan terhadap perekonomian," jelas Gati.
Sebagai informasi, pelatihan Santripreneur yang digelar di Banten hari ini dihadiri 250 peserta. Terdiri dari para santri dan pengurus Pondok Pesantren Madinatunnajah, Pondok Pesantren Al Fathaniyah, serta Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.
“Ketiga ponpes ini telah mengajukan proposal dan akan diberikan Bimbingan Teknis Wirausaha IKM Pengolahan Roti untuk Ponpes Maditunnajah dan Ponpes Al-Fathaniyah, serta Bimbingan Teknis dan Fasilitasi Mesin atau Peralatan Perbengkelan Roda Dua di Ponpes Riyadlul Jannah Kresek Kabupaten Tangerang," ujar Gati.
Pimpinan Pondok Pesantren Madinatunnajah KH Agus Abdul Ghofur menambahkan, para santri terus digali potensi dirinya. Pesantren kemudian memproduksi tempe sendiri.
"Alhamdulillah tempe itu bisa dijual pula ke pesantren lainnya. Maka ketika ada berita gembira, santri mau diajarkan buat roti, senang sekali. Apalagi roti salah satu makanan favorit Rasulullah," kata KH Agus pada kesempatan serupa.
Dirinya berharap program Kemenperin dapat turut membangun potensi santri. Sebab, di pesantren, semuanya harus bisa ditumbuhkan, termasuk kemandirian.