Ahad 16 Feb 2020 13:06 WIB

Anak Perusahan BUMD Jasa Sarana akan Keluarkan Sukuk

Struktur sukuk akan diupayakan tuntas dan dirilis pada 2021-2022.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sukuk (ilustrasi).
Foto: alhudacibe.com
Sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---BUMD PT Jasa Sarana berencana menarik dana publik lewat pelepasan Sukuk (obligasi syariah) anak perusahaan PT Jasa Medivest. Direktur Keuangan PT Jasa Sarana Mohammad Wais Fansuri, BUMD Jasa Sarana menilai, pelepasan obligasi syariah sebagai langkah tepat meraih pendanaan publik.

“Jasa Sarana akan mengusung PT Jasa Medivest sebagai Pengelola Limbah B3 Medis yang Proper, agar siap dijajal Sukuk dalam waktu dekat,” ujar Wais Fansuri dalam rilis korporasi, Ahad (16/2).

Baca Juga

Skema keuangan yang dipilih Jasa Sarana, kata dia, rencananya berupa tipe instrumen Sukuk ijarah PT Jasa Medivest I dan II. Dia memproyeksikan struktur sukuk akan diupayakan tuntas dan dirilis pada 2021-2022.

Adapun, kisaran nilai yang akan diterbitkan untuk PT Jasa Medivest antara lain nilai investasi incinerator 1 sebesar Rp 30 miliar dan incinerator 2 sebesar Rp 65 miliar.

“Kedepan, teknologi yang lebih maju akan diaplikasikan pasa pembangunan incinerator 3&4 di Plant Dawuan, masing-masing akan bernilai investasi Rp 75 miliar,” katanya.

Menurut Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq, masih banyak rencana pengembangan bisnis yang bisa diunggulkan pihaknya meraih pendanaan publik. Misalnya, pada bidang bisnis telematika, jalan tol dan infrastruktur lainnya.

“Tidak lain, instrumen pendanaan infrastruktur tentunya akan jadi solusi dalam mengelola prospek bisnis, sekaligus mendukung program pembangunan jangka menengah dan jangka panjang dari Pemprov Jawa Barat,” ucap dia.

BUMD Jasa Sarana memiliki Entry Barrier yang sangat besar dan potensial. Kelak, aset strategis diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian.

“Kami Optimis, proyeksi Sukuk PT Jasa Medivest selaku perusahaan anak dari BUMD Jasa Sarana kelak akan jadi primadona, sebagai upaya konkret mewujudkan creative financing, baik dari sektor perbankan ataupun non perbankan,” ucap Hanif.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement