Kamis 13 Feb 2020 10:10 WIB

Pengemudi Ojol Curhat di Twitter: Sistem Baru Order-an Bikin Driver Kerja Belasan Jam

Dikhawatirkan pengemudi lebih rentan terhadap kecelakaan karena kelelahan.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Pengemudi Ojol Curhat di Twitter: Sistem Baru Order-an Bikin Driver Kerja Belasan Jam. (FOTO: Go-Jek)
Pengemudi Ojol Curhat di Twitter: Sistem Baru Order-an Bikin Driver Kerja Belasan Jam. (FOTO: Go-Jek)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Perubahan sistem pembagian pesanan Gojek membuat salah satu mitra pengemudinya curhat di linimasa Twitter.

Pengemudi dengan nama pengguna @ryan_nus yang telah menjadi mitra Gojek selama empat tahun itu berpendapat, sistem pembagian pesanan Gojek saat ini membuat sejumlah mitra harus kerja belasan jam untuk tutup poin (tupo).

Menurutnya, sistem Jaeger punya keunggulan mencocokkan pesanan pelanggan dengan pengemudi yang sesuai. "Misal customer pesan GoRide jarak 6 km, pesanan bakal masuk ke pengemudi dengan history akun sering ambil pesanan GoRide jarak 6 km," tulisnya.

Baca Juga: Berkat Kehadiran GoPay, Gojek Kembali Masuk Startup Pengubah Dunia

Lebih lanjut, para mitra pengemudi pun bisa menjadi akun prioritas dengan melakukan beberapa hal, yakni: mulai ambil pesaan sejak pagi, terima tiap pesanan yang masuk, jangan dibatalkan kecuali pesanan fiktif. Langkah tersebut diulangi selama satu-dua minggu.

Pengguna @ryan_nus menambahkan, "minggu ketiganya jadi akun prioritas."

Sistem Jaeger diprotes oleh para mitra pengemudi yang merasa seluruh pesanan diberikan ke akun prioritas, menurut ryan_nus. Pada akhirnya, sistem pembagian pesanan Jaeger kini berubah ke pemerataan pesanan.

Akan tetapi, sistem pemerataan itu justru membuat pengemudi prioritas protes karena mesti bekerja 12 jam untuk tupo.

Ia pun memberikan saran kepada Gojek untuk mempertahankan sistem peringkat (Jeager); yang rajin mendapat penghargaan, yang malas mendapat hukuman. Namun, akun prioritas yang sudah capai tupo disarankan dijeda pesanan masuknya untuk diberikan ke akun yang pesanannya minim (anyep).

Jika sistem pemerataan dipertahankan, dikhawatirkan pengemudi lebih rentan terhadap kecelakaan karena kelelahan. Ditambah lagi, saat ini sedang musim hujan.

 

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement