Kamis 13 Jul 2023 18:49 WIB

Ada Dugaan Pelecehan Seksual oleh LGBT, Gojek Buka Suara

Beredar kabar mitra pengemudi ojol yang mendapatkan pelecehan seksual.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (13/6/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (13/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar kabar di media sosial pengakuan mitra pengemudi ojek online (ojol) yang mendapatkan pelecehan seksual dari penumpang diduga penyuka sesama jenis. Atas kasus tersebut, Gojek turut buka suara.

Senior Vice President Corporate Affairs Gojek, Rubi W Purnomo mengatakan, keamanan dan kenyamanan bagi seluruh pihak di dalam ekosistem Gojek, termasuk para pengemudinya adalah hal yang paling utama. Pihaknya menegaskan tidak akan mentolerir bentuk kekerasan hingga pelecehan seksual.

Baca Juga

"Gojek tidak mentolerir dan akan menindak tegas segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang dapat mengganggu kenyamanan dan keamanan dalam ekosistem Gojek, termasuk pelanggan dan mitra driver kami," ujar Rubi dalam keterangannya kepada Republika pada Kamis (13/7/2023).

Dalam menerima sebuah laporan, Gojek menindaklanjuti secara serius setiap laporan tersebut termasuk dugaan tindakan asusila, kekerasan atau pelecehan seksual yang dialami setiap pihak dalam ekosistem aplikasi kendaraan online tersebut. Hal ini, kata dia, termasuk pelanggaran yang dilakukan pelanggan kepada mitra driver Gojek, yang kemudian mengambil langkah-langkah yang diperlukan, hingga pemblokiran akun pelanggan secara permanen dari seluruh layanan Gojek.

"Kepada korban, Gojek siap menawarkan pendampingan secara psikis dan Gojek siap untuk mendukung dan bekerja sama dengan pihak yang berwajib jika korban melakukan pelaporan secara hukum," katanya.

Rubi menegaskan, Gojek bersama seluruh pihak selalu berupaya menciptakan ruang publik yang aman dengan berfokus pada tiga pilar utama yaitu edukasi, teknologi dan proteksi. Menurut dia ini berfungsi guna mengajak masyarakat untuk bergerak bersama melawan kekerasan seksual.

Terkait keluhan pelanggan maupun pengemudi, Gojek mengimbau untuk memanfaatkan tombol darurat di aplikasi Gojek atau menghubungi call center apabila menemukan pelanggaran yang mengakibatkan ketidaknyamanan. Segala laporan terkait kekerasan seksual akan ditindak lanjuti dengan hati-hati, rahasia, dan berperspektif korban.

"Selain melalui pelatihan tatap muka secara berkala, kami juga mengimbau mitra untuk melihat modul pelatihan 'Kenali dan Hindari Pelecehan Seksual' dan 'Cara Melapor Kasus Pelecehan Seksual' di aplikasi driver," tukas Rubi.

Media sosial diramaikan pengakuan para pengemudi ojol yang mendapatkan perlakuan tak senonoh dari penumpang LGBT. Salah satu pengemudi ojol, WE (28 tahun) mengatakan kepada Republika pernah mengalami kejadian tidak mengenakan setelah membawa penumpang laki-laki.

"Awal mulanya saya ngalong sampai pagi, dapat orderan pria tampaknya biasa. Dia izin untuk nyender ke saya karena ngantuk. Tapi lama-lama dipeluk erat saya dan pegang kemaluan saya," kata WE.

WE mengatakan, sempat menepis tangan penumpang tersebut. Penumpang yang terdeteksi mengenakan pakaian rapi dan klimis itu lalu langsung minta maaf kepada WE.

Namun, selang beberapa waktu, perlakuan tak menyenangkan dialaminya secara verbal. Penumpang tersebut malah meminta WE untuk mengisap kemaluannya.

"Di situ saya langsung bentak-bentak dia," kata WE.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement