Senin 06 May 2024 21:56 WIB

BPS Catat Indeks Ketimpangan Gender 2023 Menurun, Apa Artinya?

IKG Indonesia secara konsisten mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.
Foto: Dok Humas BPS
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks ketimpangan gender Indonesia 2023 sebesar mencapai 0,447. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan angka indeks ketimpangan gender tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Amalia menuturkan, perbaikan di semua dimensi menjadi faktor utama menurunnya Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Indonesia. "Secara spasial, ketimpangan gender mengalami penurunan yang signifikan di sebagian besar provinsi di Indonesia," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (6/5/2024).

Baca Juga

Dia menjelaskan pada 2023, IKG tersebut turun sebanyak 0,012 loin dibandingkan sebelumnya yang sebesar 0,459. Penurunan sebesar 0,012 poin tahun ini sedikit lebih kecil dibandingkan penurunan IKG pada 2020,m yaitu sebesar 0,016 poin.

Selain itu, Amalia menyebut penurunan IKG Indonesia pada 2023 tersebut melanjutkan perbaikan yang telah dicapai sejak 2019. "Dengan demikian, selama lima tahun terakhir, IKG Indonesia secara konsisten mengalami penurunan dari tahun ke tahun," jelas Amalia.

Amalia mengungkapkan, indeks tersebut menunjukkan bahwa kesetaraan gender di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejak 2018, IKG Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,010 poin per tahun sehingga totalnya mencapai 0,052 poin selama lima tahun terakhir.

Amalia mengungkapkan, penurunan IKG Indonesia 2023 dipengaruhi oleh perbaikan seluruh indikator pada ketiga dimensinya, khususnya dimensi pasar tenaga kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari 53,41 persen pada 2022 menjadi 54,52 persen pada 2023.

"Tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki meningkat dari 83,87 persen pada 2022 menjadi 84,26 persen pada 2023," tutur Amalia.

Dia menambahkan, masih terdapat ketimpangan capaian pendidikan antara laki-lali dan perempuan. Dia menuturkan, perkembangan pendidikan laki-laki dan perempuan semakin membaik.

Selain itu, harapan lama sekolah dan angka melanjutkan perempuan tumbuh lebih tinggi. " Ketimpangan pendidikan antara laki-laki dan perempuan semakin berkurang, rata-rata lama sekolah dan proporsi penduduk dengan pendidikan minimal SMA ke atas semakin setara," ujar Amalia. Rahayu Subekti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement