Selasa 04 Feb 2020 15:26 WIB

Umur Sumur Pertamina EP Tinggal 9 Tahun Lagi

Pertamina EP akan melakukan 12 sumur eksplorasi untuk menambah cadangan minyak.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas pengeboran di Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, Rabu (15/1)). PT Pertamina EP memprediksi usia sumur migas yang saat ini dikelola perusahaan hanya sampai sembilan tahun ke depan.
Foto: (Foto: Dok Humas Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field.
Aktivitas pengeboran di Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, Rabu (15/1)). PT Pertamina EP memprediksi usia sumur migas yang saat ini dikelola perusahaan hanya sampai sembilan tahun ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina EP memprediksi usia sumur migas yang saat ini dikelola perusahaan hanya sampai sembilan tahun ke depan. Artinya, jika perusahaan tidak menemukan cadangan baru perusahaan tidak bisa lagi berproduksi.

Direktur Utama Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf menjelaskan perusahaan perlu melakukan berbagai strategi untuk bisa menjaga produksi. Apalagi, ditengah sumur tua yang ada saat ini penurunan alami produksi tidak bisa diubah.

"Artinya kalau kami nggak menemukan cadangan baru, maka umur kita produksinya tinggal 9,7 tahun lagi. Maka, betul sekali kami perlu diskusi kegiatan eksplorasi untuk menjaga produksi," ujar Nanang di Komisi VII DPR RI, Selasa (4/2).

Nanang menjelaskan untuk kegiatan eksplorasi perusahaan melakukan beberapa upaya. Seperti pada tahun ini, perusahaan akan mengebor 12 sumur eksplorasi. 

Namun tidak cukup sampai di situ, perusahaan perlu melakukan penemuan cadangan dengan melakukan survei seismik dan juga menggunakan teknologi di sekitar sumur yang beroperasi saat ini. "Ada empat strategi yang akan kami pakai untuk bisa meningkatkan eksplorasi," tambah Nanang.

Pertama, perusahaan akan mencoba konsep baru di mature area. Konsep tersebut adalah mencoba pengeboran melalui basis data cadangan yang ada. Lalu, perusahaan juga akan mengebor di area frontier.

"Terutama di sulawesi, datanya juga masih sangat terbatas, kegatan juga sangat terbatas. Optimalisasi yang terbukti, jadi kami lakukan eksplorasi di intrafield," ujar Nanang.

Kedua, perusahaan perlu melakukan evaluasi pengeboran. Pasca pengeboran jika memang ditemukan cadangan terbukti, maka perusahaan akan segera monetize cadangan tersebut.

"Kita secepatnya melakukan eksplorasi segera. Apakah perlu sumur appraisel atau perlu di POD kan. Sebagian spending kita untuk mendapatan cadangan baru low risk," ujar Nanang.

Ketiga, perusahaan akan meningkatkan succses ratio eksplorasi. Bila biasanya sucses ratio sebesar 10-20 persen, maka perusahaan akan meningkatkan sucsess ratio sebesar 30 persen.

"Keempat, memaksimalkan clustering eksplorasi. Melalu portofolio lahan. Lalu kami juga melakukan peninjauan kembali dan penerapan kerja yang sama di eksplorasi," ujar Nanang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement