REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan akan mengkaji kelanjutan penerbangan kargo dari China menyusul penyebaran virus corona.
“Kalau kargo beda lagi, mereka tidak membawa penumpang. Ada hal khusus. Ini yang akan menjadi bahasan oleh Direktur Angkutan Udara,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto, Senin (3/2).
Bahasan tersebut termasuk sejumlah opsi tindakan terhadap kargo itu sendiri agar tidak terpapar virus dan terbawa ke Indonesia. Dia menyebutkan frekuensi penerbangan kargo dari China, yakni lima kali seminggu.
“Kalau dikasih masuk (kargo) itu opsinya seperti apa, apakah pesawatnya diisolasi atau kargonya diturunkan, ini semua masih menjadi bahasan,” katanya.
Sementara itu, penerbangan penumpang dari dan ke China resmi ditunda sementara mulai Rabu (5/2) mulai pukul 00.00. Keputusan tersebut sehubungan dengan perkembangan wabah virus Corona akhir-akhir ini menyusul peningkatan skala epidemik virus Corona.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penundaan sementara ini ditujukan untuk melindungi masyarakat dari risiko tertular. Sebab, kata dia, salah satu yang menjadi potensi masuknya penyebaran virus adalah akses transportasi udara yang erat kaitannya dengan keluar masuknya penumpang internasional.
Dengan keputusan ini, seluruh maskapai Indonesia diminta untuk menunda seluruh rencana penerbangan dari dan ke seluruh destinasi di China sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Demikian pula maskapai asing yang melakukan penerbangan dari China menuju Indonesia, termasuk penerbangan transit dari China, diminta untuk menunda sementara penerbangan menuju Indonesia.
Saat ini tercatat lima maskapai nasional yang mengoperasikan penerbangan ke China, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air dan Sriwijaya Air.