Senin 03 Feb 2020 14:16 WIB

Kenaikan Harga Bahan Makanan Sebabkan Inflasi pada Januari

BPS mencatat pada Januaro 2020 terjadi inflasi sebesar 0,39 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Kepala BPS Suhariyanto (tengah) dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (3/2).
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kepala BPS Suhariyanto (tengah) dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga sejumlah komoditas bahan makanan menjadi penyebab utama inflasi pada Januari 2020 mencapai 0,39 persen. Termasuk di antaranya adalah cabai merah dan cabai rawit yang memberikan andil masing-masing 0,13 persen dan 0,05 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga cabai pada bulan lalu tidak terlepas dari kondisi cuaca yang berdampak pada penurunan produksi. Pasalnya, cabai cenderung sensitif terhadap perubahan cuaca.

Baca Juga

Suhariyanto menjelaskan, kenaikan harga cabai terjadi di 84 kota yang dipantau BPS. "Untuk cabai merah sendiri, misalnya, kenaikannya dapat mencapai 153 persen di Jember karena supply terbatas," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (3/2).

Komoditas lain yang memberikan andil terhadap inflasi pada bulan lalu adalah ikan segar dan minyak goreng. Masing-masing komoditas ini berkontribusi 0,05 persen terhadap inflasi Januari 2020. Nilai ini masih lebih besar dibandingkan beras yang berkontribusi 0,03 persen.

Selain itu, secara total, rokok memberikan kontribusi inflasi 0,06 persen. "Masing-masing rokok kretek, rokok filter, rokok putih 0,02 persen," tutur Suhariyanto.

Di sisi lain, ada juga komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi karena penurunan harga. Misalnya saja daging ayam ras yang memberikan andil 0,03 persen, sementara telur ayam ras 0,01 persen.

Kondisi inflasi dan deflasi sejumlah komoditas tersebut membuat kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi 1,62 persen pada Januari 2020. Sumbangannya terhadap inflasi keseluruhan adalah 0,41 persen dengan tingkat inflasi tahun ke tahun adalah 4,31 persen.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau tercatat sebagai kelompok dengan andil inflasi terbesar pada bulan lalu. Kontributor terbesar kedua adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan tingkat inflasi 0,46 persen pada Januari 2020 dan tingkat andil terhadap inflasi 0,03 persen.

Suhariyanto menuturkan, komoditas andil besar untuk kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya adalah emas. Kenaikan harga emas di tingkat internasional menyebabkan tren serupa di 58 kota Indonesia, termasuk di Lombok dengan kenaikan lima persen. "Sehingga andilnya terhadap inflasi 0,02 persen," katanya.

Di sisi lain, kelompok transportasi mengalami deflasi 0,89 persen pada Januari 2020 dan berkontribusi terhadap deflasi 0,11 persen. Penyebabnya, terjadi penurunan tarif angkutan udara di beberapa kota seperti Padang Sidempuan yang turun 16 persen, sementara Manado dan Bau-Bau hingga 14 persen. Tarif angkutan udara memberikan sumbangan kepada deflasi 0,07 persen.

Suhariyanto mengatakan, penurunan bensin juga berkontribusi. Ada kebijakan penurunan harga per 5 Januari 2020 untuk jenis Pertamax 92 dan Pertamax Turbo. "Andil bensin ke deflasi 0,06 persen," ujarnya.

Secara umum, BPS mencatat, angka inflasi pada Januari 2020 mencapai 0,39 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Januari 2019, 0,32 persen.  Dengan angka inflasi ini, inflasi year on year (yoy)-nya adalah sebesar 2,68 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement