Jumat 31 Jan 2020 23:05 WIB

Mentan akan Resmikan Brigade Alsintan di Gorontalo

Brigade Alsintan Gorontalo menjadi percontohan di tingkat nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo akan meresmikan Brigade Alsintan di Gorontalo.
Foto: Kementerian Pertanian
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo akan meresmikan Brigade Alsintan di Gorontalo.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan berkunjung ke Gorontalo pada 5 Februari untuk meresmikan brigade alsintan dan mencanangkan gerakan tanam padi sawah. Mentan juga melepas perdana ekspor hasil pertanian serta meninjau Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Tibawa.

Untuk mempersiapkan hal itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo melaksanakan rapat koordinasi di ruang Huyula kantor gubernur, Jumat (31/1). "Jadi setelah meresmikan gedung brigade alsintan dan meninjau BPP di Kecamatan Tibawa, Pak Menteri akan ke UNG untuk memberikan kuliah umum. Malamnya, ramah tamah dengan gubernur, bupati, wali kota, forkopimda serta seluruh stakeholder pertanian se Provinsi Gorontalo," kata Kepala Dinas Pertanian Muljadi Mario.

Baca Juga

Ia meminta seluruh unsur terkait melakukan persiapan dengan matang karena kunjungan tersebut adalah kunjungan Mentan yang perdana di Gorontalo.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Darda Daraba yang memimpin rapat tersebut meminta kepada semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menyiapkan semua data dan lokasi. "Persiapkan dengan matang. Mentan SYL akan disambut secara adat ‘mopotilolo’ saat tiba di Bandara Djalaluddin Gorontalo," tukasnya.

Sebelumnya Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan program Brigade Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Gorontalo menjadi percontohan di tingkat nasional. Brigade Alsintan merupakan unit pengelolaan yang dibentuk sejak tahun 2015 berdasarkan SK Gubernur dan dikelola oleh Dinas Pertanian.

Tujuannya agar alat dan mesin memiliki umur yang lebih lama dan dapat digunakan oleh semua petani dengan harga murah. "Selama ini bantuan alat dan mesin pertanian itu dikelola oleh kelompok tani, tapi rupanya tidak efektif. Kalau alatnya rusak ya sudah dibiarkan saja rusak toh hanya bantuan pemerintah. Begitu juga kalau kelompok lain pinjam biasanya tidak diberi. Nah makanya kami bentuk brigade ini," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement