REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- PLTU Cirebon unit 2 ditargetkan mulai beroperasi pada Februari 2022. PLTU tersebut nantinya akan menyumbang listrik untuk jaringan 35 ribu MW yang menjadi program pemerintah.
Wakil Direktur Utama Cirebon Power, Joseph Pangalila, menerangkan, proses pembangunan konstruksi PLTU Cirebon unit 2 saat ini telah mencapai 59,36 persen. Yakni, meliputi pembangunan pondasi, tiang pancang, jetty, cerobong, boiler dan lainnya.
‘’Kalau dengan unit-unit pendukungnya, total seluruh proses pembangunannya sudah mencapai 71 persen,’’ kata Joseph, Kamis (30/1).
Joseph menyebutkan, pembangunan PLTU Cirebon unit 2 menelan anggaran sebesar 2,2 miliar dolar AS. PLTU itu akan menyumbangkan listrik untuk jaringan 35 ribu MW.
‘’(PLTU Cirebon unit 2) ditargetkan selesai Februari 2022,’’ ucap Joseph.
PLTU Cirebon unit 2 itu nantinya akan tetap menggunakan pasokan batu bara. Namun, batu bara yang digunakan itu memiliki kalori rendah, yakni 4.000 - 4.600 Kkal per kg. Teknologi yang digunakan pun lebih canggih.
Joseph mengatakan, teknologi pada PLTU Cirebon unit dua menggunakan teknologi ultra super critical. Dengan teknologi itu, maka pembakaran batu bara akan menggunakan temperatur yang lebih tinggi sehingga habis terbakar.
‘’Jadi bisa mengurangi tingkat emisi,’’ tegas Joseph.
Sementara itu, untuk PLTU Cirebon unit satu, selama ini menggunakan teknologi super critical. Seperti diketahui, Cirebon Power telah membangun dan mengoperasikan PLTU Cirebon unit satu dengan kapasitas 660 MW pada 2012 lalu. Saat ini, PLTU Cirebon unit dua sedang dibangun di lahan yang berdekatan dengan PLTU unit satu, dengan kapasitas 1.000 MW.
Pembangunan PLTU Cirebon unit 2 itu sempat terhenti karena adanya gugatan di PTUN terkait dengan izin lingkungan. Namun, pembangunan kini dilanjutkan setelah Cirebon Power memenangkan gugatan tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika