Selasa 28 Jan 2020 18:06 WIB

PLN Sebut Penggunaan CPO 100 Persen pada PLTD Berisiko

Risiko itu antara lain menimbulkan emisi lebih besar dibandingkan solar murni.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Petugas PLN Area Sumbawa Sub Rayon Bugis Medang sedang melakukan pemeliharaan rutin Pembangkit LIstrik Tenaga Diesel (PLTD)  Bugis Medang di Pulau Medang, Sumbawa Nusa Tenggara Barat, Selasa (6/9) PLN menyebut penggunaan CPO 100 persen pda PLTD existing malah menimbulkan beberapa risiko.
Foto: Dok PLN
Petugas PLN Area Sumbawa Sub Rayon Bugis Medang sedang melakukan pemeliharaan rutin Pembangkit LIstrik Tenaga Diesel (PLTD)  Bugis Medang di Pulau Medang, Sumbawa Nusa Tenggara Barat, Selasa (6/9) PLN menyebut penggunaan CPO 100 persen pda PLTD existing malah menimbulkan beberapa risiko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengimbau agar PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bisa menggunakan 100 persen CPO pada pembangkit diesel yang ada saat ini. Sayangnya, menurut PLN penggunaan CPO 100 persen pda PLTD existing malah menimbulkan beberapa risiko.

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini memaparkan risiko penggunaan 100 persen CPO pada PLTD existing malah menimbulkan emisi lebih besar daripada PLTD yang menggunakan solar murni. "Hasil penelitian kami PLTD dengan menggunakan CPO 100 persen malah mengeluarkan emisi lebih besar 1,5 kali lipat dibandingkan solar biasa," ujar Zulkifli di Komisi VII DPR RI, Selasa (28/1).

Selain emisi yang lebih banyak daripada solar, Zulkifli juga menjelaskan bahwa penggunaan 100 persen CPO pada PLTD existing membuat banyak residu pada pembangkit. Hal ini membuat perusahaan perlu menyisihkan biaya tambahan untuk melakukan perawatan.

"Ada residu dari penggunaan 100 persen CPO. Malah membuat komponen PLTD menjadi rusak," ujar Zulkifli.

Namun, Zul menjelaskan bahwa penggunaan CPO 100 persen bukan berarti tidak bisa digunakan. Ia menjelaskan bahwa penggunaan CPO 100 persen bisa diterapkan pada PLTD yang memang didesign untuk mesin berbasis bahan bakar nabati.

"Sebaiknya penggunaan cpo ini diterapkan pada mesin diesel yang memang didesain untuk menggunakan bahan bakar nabati," ujar Zulkifli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement