REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perlambatan ekonomi dunia masih menjadi perhatian. Ekonom Bank Dunia menilai perlambatan ekonomi global semakin meluas dan terus berdampak terhadap banyak negara. Sejak Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari semula 2,9 persen menjadi 2,6 persen, beberapa negara mulai menyiapkan rangkaian kebijakan untuk mencegah dampak perlambatan tersebut berpengaruh terhadap kinerja perekonomian di negaranya, tidak terkecuali Indonesia.
Perlambatan ekonomi global ini, tentunya dikhawatirkan akan berimbas pada lesunya permintaan ekspor dan investasi Indonesia, sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menargetkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 5,3 persen yang bersumber dari pertumbuhan ekonomi yang menekankan pada sektor konsumsi.
"Posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup menggembirakan. Meskipun menjadi kabar baik, fakta tersebut tetap menjadi tantangan bagi pemerintah. Optimisme mencapai target pertumbuhan ekonomi perlu di dukung oleh langkah-langkah strategis, penting bagi pemerintah untuk mengukur potensi pertumbuhan ekonomi," ujar tokoh entrepreneur nasional Sandiaga Uno pada acara pelantikan BPP HIPMI periode 2019-2022, Rabu (15/1), dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id.
Sandiaga Salahuddin Uno pada acara pelantikan BPP HIPMI periode 2019-2022. (Foto: Istimewa)
Dikatakan Sandiaga, transformasi ekonomi menjadi bagian dari kebijakan pemerintah untuk mengurangi defisit neraca perdagangan. Nilai ekspor produk UKM, yang saat ini hanya 14,5 persen meningkat menjadi 30 persen pada 2024.
Melihat hal ini, kata dia, pemerintah kemudian menggulirkan rencana omnibus law. Aturan yang sekaligus merevisi banyak UU apabila disetujui DPR. Terdapat tiga omnibus law yang akan diajukan secara bertahap. Pertama, omnibus law tentang cipta lapangan kerja. Kedua, omnibus law tentang perpajakan dan berkaitan dengan usaha mikro kecil dan menengah.
Karena itu, Sandiaga merasa optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia walaupun penuh dengan tantangan. Menurutnya, pelaku usaha pun yakin bahwa arah kebijakan ekonomi nasional sudah tepat.
Dia pun mendukung fokus yang diperlihatkan pemerintah di bidang ekonomi yaitu mereformasi birokrasi dan penyederhanaan regulas melalui konsep omnibus law. “Konsep omnibus law diharapkan mampu mendorong realisasi percepatan investasi. Dengan investasi yang kondusif maka dapat menggerakkan dunia usaha yang secara tidak langsung mampu mendongkrak perekonomi bangsa," ujarnya.
Sandiaga juga menyakini, bahwa percepatan transformasi ekonomi dari pusat produksi ke distribusi akan menggairahkan pelaku usaha kecil menengah. “Sehingga iklim dunia usaha semakin kondusif dan hal ini akan merangsang pelaku usaha untuk lebih berkembang," tandasnya.
Sementara itu, menanggapi kasus Jiwasraya yang tengah marak di bicarakan, Sandiaga Uno mendukung, penegakan hukum untuk menuntaskan kasus Jiwasraya demi keadilan bagi para nasabah yang sekitar tujuh juta orang, agar ke depannya tidak terulang lagi.
“Perlu ada solusi jangka pendek, dimana dibutuhkan campur tangan negara. Misalnya, mengumpulkan seluruh BUMN asuransi untuk membantu menyisihkan sejumlah dana, agar Jiwasraya dapat memenuhi kewajibannya ke seluruh nasabahnya dan tidak menunda permasalahan ini berlarut-larut," tegasnya.