REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai rencana menjadikan dana-dana pensiun yang ada di BUMN dalam satu atap merupakan ide yang baik. Toto mengatakan skala dana pensiun setiap BUMN sangat bervariasi, mulai dari kelas jumbo seperti Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, hingga dana pensiunan dengan skala lebih kecil seperti LKBN Antara, Balai Pustaka, dan lain-lain.
"Variasi size ini tentu juga punya dampak secara kelembagaan bagaimana dana pensiun mengelola program pensiun dan investasinya," ujar Toto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (6/1)?).
Toto berharap penyatuan dana pensiun BUMN bisa mengoptimalkan pengelolaan investasi dan mitigasi risikonya. Toto mendorong adanya pengelola profesional dan tata kelola yang baik dalam pengelola satu atap dana pensiun.
"Dana pensiun BUMN yang besar dan sehat akan bisa membantu pemerintah dlm pembiayaan yang bersifat jangka panjang seperti proyek infrastruktur," ucap Toto.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berupaya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) (Persero). Erick tak ingin nasib Asabri seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
"Saya belum pelajari sampai Asabri. Tapi ke depan dana-dana pensiun yang ada di BUMN akan dijadikan satu atap. Tidak ada sendiri-sendiri lagi, jangan sampai kasus Jiwasraya terjadi pada dana pensiun Pertamina, dana pensiun BRI,” ujarnya usai meninjau posko pengungsian banjir di kawasan Tangerang, Banten, Ahad (5/1).
Menurutnya dana pensiun merupakan hak bagi setiap karyawan BUMN. Diharapkan dana tersebut tidak dimanfaatkan oknum tertentu seperti halnya dugaan kasus korupsi Jiwasraya. “TNI, Polri, kalau sampai Asabri, mohon maaf saya tidak bisa komen detail, dijarah atau dirampok, TNI, Polri, yang sudah kerja puluhan tahun tidak ada kepastian,” kata Erick.
Ke depan, Erick akan melakukan konsolidasi dengan para direksi dan komisaris BUMN untuk memastikan keamanan dana pensiun BUMN. Setidaknya, dibutuhkan figur direksi dan komisaris BUMN yang berkomitmen dan profesional.
“Makanya kami konsolidasikan dicari figur yang bagus. Saya rasa figur di BUMN sekarang seperti komut BUMN sudah bukan figur yang biasa lagi, seperti Chatib Basri di Mandiri, Chandra Hamzah BTN, kemarin Pak Amin di PLN. Ini figur saya rasa kredibel dan punya track record yang baik,” ucapnya.