Kamis 02 Jan 2020 11:36 WIB

Inflasi Desember 0,34 Persen, Dua Kali Lipat dari November

Kelompok bahan makanan dan transportasi menjadi penyumbang utama inflasi Desember.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Inflasi
Foto: Republika
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju indeks harga konsumen atau inflasi sepanjang bulan Desember 2019 mencapai 0,34 persen. Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi sepanjang tahun 2019 sebesar 2,72 persen. Kelompok bahan makanan dan transportasi menjadi penyumbang utama inflasi akhir tahun.

"Inflasi bulan Desember tahun 2019 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Ada 72 kota yang mengalami inflasi sedangkan 10 kota deflasi," kata Suhariyanto dalam Konferensi Pers di Jakarta, Kamis (2/1).

Pada bulan November lalu, BPS melaporkan bahwa laju inflasi mencapai 0,14 persen. Inflasi dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan karena adanya persiapan Natal dan Tahun Baru.

Suhariyanto memaparkan, meski mengalami kenaikan, inflasi pada Desember 2019 lebih rendah dari periode yang sama dua tahun sebelumnya. Pada bulan Desember 2018, inflasi tercatat tembus 0,62 persen sedangkan pada Desember 2017 mencapai 0,71 persen.

Ia menjelaskan, terdapat dua kelompok utama yang memberikan andil inflasi, yakni kelompok bahan makanan serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Khusus untuk bahan makanan pada bulan Desember lalu mengalami inflasi hingga 0,78 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,16 persen. Suhariyanto menuturkan, komoditas yang memberikan andil inflasi yakni telur ayam ras sebesar 0,08 persen, bawang merah 0,07 persen, ikan segar 0,02 persen, serta sayur-mayur 0,01 persen.

Sementara itu, untuk kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,58 persen dan memberikan andil inflasi 0,10 persen. Komoditas utama yang memicu inflasi yakni harga tiket pesawat sebesar 0,07 persen, tarif kereta api 0,02 persen serta angkutan antar kota 0,01 persen.

"Jadi kembali lagi bahwa di bulan Desember penyebab utama inflasi adalah pangan dan transportasi karena periode liburan Natal dan Tahun Baru," ujar Suhariyanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement