Rabu 01 Jan 2020 19:05 WIB

Kementan Klaim Seluruh Stok Pangan Pokok Aman Hingga Maret

Pasokan sejumlah bahan pokok mengalami surplus.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Pedagang beraktivitas di kiosnya di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (20/12).
Foto: Abdan Syakura
Pedagang beraktivitas di kiosnya di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa stok pangan pokok di dalam negeri aman hingga bulan Maret mendatang. Pemerintah mengklaim, pasokan pangan pokok sampai dengan saat ini mengalami surplus ketersediaa sehingga bisa menjadi penyangga kebutuhan domestik.

"Sampai hari ini tidak ada gejolak pasokan dan harga. Secara umum pasokan lancar di seluruh Indonesia," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi di Jakarta, Selasa (31/12).

Pihaknya mengklaim, stabilnya pasokan dan harga tidak terlepas dari pengendalian yang dilakukan dengan berbagai cara. Terutama kerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Satgas Pangan, serta Perum Bulog untuk komoditas beras.

Menurutnya, instrumen lain yang membantu stabilisasi harga pangan yakni keberadan Toko Tani Indonesia. Saat ini, TTI berjumlah lebih dari 5.051 unit yang tersebar di 32 provinsi. Ia menjelaskan, menilai TTI sejauh ini cukup efektif membantu meredam dampak fluktuasi harga karena masyarakat memiliki alternatif belanja.

Agung berharap, memasuki tahun 2020, ketersediaan pasokan dan harga pangan dapat terus dijaga agar masyarakat tidak khawatir terhadap gejolak harga. Hal itu sekaligus untuk menjaga daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pangan.

Sekretaris Jenderal Kementan, Momon Rusmono menjelaskan, pangan pokok strategis seperti beras, jagung, bawang daging, telur, gula, dan minyak goreng mengalami surplus.

Sampai dengan akhir November 2019, Momon mengatakan stok beras surplus sebesar 4,7 juta ton. Sementara itu, jagung surplus 1,04 juta ton, gula pasir 967 ribu ton, daging kerbau 44,4 ribu ton, dan minyak goreng 3,9 ribu kiloliter.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian, pemantauan ketat ketersediaan harga dan pasokan pangan akan dilakukan minimal tiga bulan ke depan," ujarnya. Diketahui, tiga bulan pertama setiap tahun merupakan masa-masa rawan gejolak harga pangan karena banyak faktor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement