Rabu 01 Jan 2020 05:28 WIB

Perusahaan Migas Oman Jajaki Kerja Sama dengan Pertamina

Perusahaan migas Oman membidik proyek kilang baru di Bontang.

Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan minyak dan gas asal Oman, Overseas Oil and Gas (OOG) menjaga hubungan baik dengan PT Pertamina (Persero) terkait penjajakan kerja sama proyek pembangunan Kilang Bontang. Upaya itu dilakukan dengan menyampaikan surat secara resmi kepada Pertamina pada Selasa (31/12) yang isinya mempertegas komitmen sekaligus keseriusan OOG dalam pembangunan refinery dan petrochemical.

"Kami juga ingin meluruskan hal-hal yang masih belum dikomunikasikan dengan baik agar kegiatan dan persiapan yang sudah dilakukan dan dikerjakan beberapa tahun ini dapat dilanjutkan. Jadi kami berharap komunikasi ini dapat dibuka kembali dan berjalan dengan baik. Itu inti surat yang kami sampaikan kepada Pertamina," kata Direktur OOG Ruddy Bagindo di Jakarta, Selasa (31/12).

Baca Juga

Ruddy berharap PT Pertamina bisa melanjutkan surat yang disampaikan melalui dialog sehingga kerja sama bisa berlangsung kembali. Kondisi ini mengingat banyak pekerjaan sudah dilakukan antara OOG dan Pertamina.

PT Pertamina dan OOG sudah menjalin komitmen menjalankan pembangunan proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Bontang. Komitmen yang dilakukan Desember 2018 ini ditandai dalam suatu perjanjian Framework agreement antara kedua perusahaan untuk membangun kilang berkapasitas 300.000 barrel/hari dan Petrokimia di Bontang, Kalimantan Timur.

"Dalam surat ini, OOG berharap kepada Pertamina dan juga pemerintah Indonesia dapat membuka kembali ruang dialog dan dapat meneruskan kerja sama ini. Sehingga tujuan pemerintah Indonesia untuk menekan impor bahan bakar minyak dan petrochemical bisa terwujud," ujar Ruddy.

Peran OOG, kata Ruddy, tentu untuk meningkatkan hubungan antara Pemerintahan Kerajaan Oman dengan Indonesia terutama dalam bentuk kerja sama pembangunan kilang. Sehingga itikad baik dengan menyampaikan surat resmi diharapkan bisa mendapat jawaban positif dari PT Pertamina.

"Kami masih menunggu tanggapan dari Pertamina, jadi kami tidak ingin berandai-andai. Kami masih punya harapan bahwa pertamina memberikan tanggapan yang positif," kata Ruddy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement