Kamis 26 Dec 2019 18:39 WIB

Kurangi Beban, INACA Minta Harga Avtur Diseragamkan

Disparitas harga avtur antarwilayah berkisar hingga Rp 3.000 per liter.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Mobil tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis avtur saat melakukan pengisian bahan bakar ke pasawat di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (13/12/2019).
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Mobil tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis avtur saat melakukan pengisian bahan bakar ke pasawat di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (13/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menyambangi Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis (26/12). Pada pertemuan itu, INACA meminta pemerintah untuk bisa menetapkan satu harga avtur untuk seluruh wilayah Indonesia.

Ketua Umum INACA Denon Prawira Atmaja, mengatakan, masalah harga avtur menjadi salah satu fokus INACA bersama pemerintah. Ia menyebut, harga bahan bakar pesawat saat ini masih berbeda antara Indonesia barat, tengah, dan timur.

Baca Juga

"Avtur ini harus diarahkan juga supaya ada pemerataan, kalau biaya produksi turun tentu harga tiket kan akan turun juga sehingga bisa membantu masyarakat," kata Denon saat usai bertemu dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta.

Denon tak menjelaskan detail berapa masing-masing harga avtur baik di wilayah Indonesia barat, tengah, dan timur.  Namun, kata dia, disparitas harga avtur antar wilayah berkisar hingga Rp 3.000 per liter. Angka itu cukup besar bagi para maskapai.

Lewat adanya penyeragaman harga, ia meyakini operator maskapai bisa bakal lebih kompetitif karena avtur merupakan biaya komponen terbesar dalam operasional pesawat. Menurut dia, pemerintah juga menyambut baik permintaan tersebut. Tim dari Kementerian Koordinator Perekonomian, sebut Denon, juga tengah melakukan kajian untuk bisa menyeragamkan harga avtur.

"Harapannya, tahun depan sudah bisa diimplementasikan. Ini juga menjadi konsentrasi pemerintah untuk industri penerbangan," kata dia.

Lebih lanjut, Denon mengatakan bahwa pihaknya juga menyambut baik mengenai rencana pemerintah untuk menghadirkan produsen avtur selain Pertamina. Cara itu dinilai bakal memperketat persaingan produsen avtur dan bakal memicu penurunan harga karena saling berlomba untuk meningkatkan efisiensi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement