Sabtu 21 Dec 2019 07:17 WIB

ABM Tambah Modal Kerja 50 Juta Dolar AS

Kredit dari OCBC NISP akan digunakan untuk biayai kebutuhan modal kerja perseroan.

Perusahaan investasi di bidang energi terintegrasi PT ABM Investama Tbk (ABMM) mendapatkan fasilitas kredit senilai 50 juta dolar AS dari PT Bank OCBC NISP Tbk.
Perusahaan investasi di bidang energi terintegrasi PT ABM Investama Tbk (ABMM) mendapatkan fasilitas kredit senilai 50 juta dolar AS dari PT Bank OCBC NISP Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan investasi di bidang energi terintegrasi PT ABM Investama Tbk (ABMM) mendapatkan fasilitas kredit senilai 50 juta dolar AS dari PT Bank OCBC NISP Tbk. ABM optimistis pada 2020 akan memiliki potensi pertumbuhan yang berkelanjutan.

”Pemberian fasilitas perbankan dari Bank OCBC NISP ini akan digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perseroan,” ujar Direktur Utama PT ABM Investama Tbk, Andi Djajanegara, di sela penandatanganan perjanjian pemberian fasilitas kredit itu di kantor pusat ABM di Jakarta. Andi didampingi direktur anak perusahaan, sementara Bank OCBC NISP diwakili oleh Petrus Rony Aryawan sebagai Wholesale Banking Business Head.

Andi mengatakan komitmen pendanaan berupa kredit investasi ini menunjukkan perseroan terus memperoleh dukungan dari sektor perbankan. Di sisi lain, penandatanganan ini sekaligus menunjukkan komitmen ABM untuk meningkatkan kinerja perseroan secara berkelanjutan.

ABM optimistis tahun depan memiliki potensi pertumbuhan yang berkelanjutan. Salah satunya adalah didorong oleh strategi perusahaan yang menerapkan Mining Value Chain (MVC). "Sehingga bisnis dapat tetap tumbuh meskipun harga sumber energi termasuk batu bara sedang terkoreksi," kata Andi.

Salah satu wujud strategi yang dijalankan perseroan dengan penyertaan modal senilai 60 juta dolar AS ke PT Multi Harapan Utama (MHU) yang berlokasi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Perusahaan itu memiliki konsesi tambang dengan  cadangan batu bara sebanyak 80 juta ton.

Melalui penyertaan modal yang dilakukan akhir Oktober 2019 itu, Andi menjelaskan, kontraktor pertambangan yang dimiliki ABM, yaitu PT Cipta Kridatama (CK), kembali mendapatkan keuntungan tambahan berupa kontrak penambangan jangka panjang (life of mine) dari MHU. Strategi itu sekaligus memberi kesempatan pertumbuhan kepada anak usaha ABM di bidang transhipment, PT Baruna Dirga Dharma (BDD), dan anak usaha ABM yang bergerak di penyediaan bahan bakar (fuel management), PT Prima Wiguna Parama (PWP).

”Ke depan, kami akan melakukan berbagai inovasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait guna meningkatkan value perusahaan sekaligus berpartisipasi aktif dalam mendukung percepatan pembangunan nasional,” ucap Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement