Rabu 04 Dec 2019 15:01 WIB

Jadi Juara Liga 1, Saham Bali United Naik Hingga 6 Persen

Pengelolaan bisnis Bali United tetap diperlukan untuk tarik kepercayaan investor.

Pemain dan official tim Bali United merayakan kegembiraan mereka, pasca mengalahkan tuan rumah Semen Padang FC dan memastikan meraih gelar juara Liga 1 2019, di Stadion GOR H Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, Senin (2/12/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pemain dan official tim Bali United merayakan kegembiraan mereka, pasca mengalahkan tuan rumah Semen Padang FC dan memastikan meraih gelar juara Liga 1 2019, di Stadion GOR H Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, Senin (2/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga saham klub sepak bola PT Bali Bintang Sejahtera Tbk atau lebih dikenal dengan nama Bali United naik hampir 6 persen setelah menjuarai kompetisi Liga 1 2019. Pada Selasa (3/12), saham BOLA naik 20 poin atau 5,88 persen menjadi 360. Sementara itu dalam sepekan terakhir naik 2,86 persen. Namun pada Rabu siang, saham BOLA turun 12 poin atau 3,33 persen menjadi 348.

"Selama bisa mempertahankan prestasinya, harusnya mendukung harga sahamnya ya. Apalagi kalau usaha profitnya menghasilkan pemasukan yang berarti," kata Direktur Utama PT Foster Asset Management Andreas Yasakasih, Rabu (4/12).

Baca Juga

Selain itu, lanjut Andreas, posisi tawar Bali United juga menjadi lebih tinggi untuk menggaet iklan atau sponsor serta berpotensi meningkatkan pemasukan klub.

"Penjualan merchandise, karcis dan lain-lain bisa lebih meningkat pesat seperti MU, Barca, dan lain-lain," ujar Andreas.

photo
Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco (tengah) disambut para suporter saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Selasa (3/12/2019).

Kendati demikian, ia mengingatkan, meski klub menorehkan prestasi dan memberikan sentimen positif terhadap harga saham BOLA, pengelolaan bisnis perusahaan yang baik tetap diutamakan. Kalau cuma sentimen tapi tidak bisa mendatangkan keuntungan buat investor, kenaikan saham tidak akan bertahan lama.

Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto mengharapkan, dengan prestasi Bali United yang menjadi juara Liga 1 2019, prospek saham BOLA akan semakin cerah ke depan. "Secara tidak langsung itu yang diharapkan," katanya.

Ia mengatakan, pergerakan harga saham lebih ditentukan oleh fundamental emiten. Tentunya ini bisa terjadi dengan juara liga.

"Makin banyak sponsor dan nilai sponsor naik, jumlah penonton juga naik, royalti dari TV juga naik," ujar Octavianus.

photo
Striker Bali United Illja Spasojevic dan Paulo Sergio di sela listing saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk di BEI Jakarta, Senin (17/6).

Bali United resmi tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Juni 2019. Direktur Utama Bali Bintang Sejahtera Yabes Tanuri saat itu mengatakan, dengan menjadi perusahaan terbuka atau go public, banyak pihak dapat mendukung visi dan misi Bali United mencapai kesuksesan baik di sepak bola maupun industri olahraga dan hiburan. Dan ternyata jelang akhir tahun Bali United sukses menjadi juara.

Sebelumnya, Bali United mengunci gelar juara kompetisi Liga 1 Indonesia 2019 di pekan ke-30 setelah mengalahkan Semen Padang 2-0 di Stadion Haji Agus Salim Kota Padang, Sumatera Barat pada Senin (2/12). Hasil itu membuat Bali United mengumpulkan 63 poin dari 30 laga dan unggul dari pesaing terdekatnya BorneoFC yang mengoleksi 46 poin dari 30 laga setelah hanya mampu bermain imbang 2-2 dengan PSM Makassar pada waktu bersamaan

Perolehan poin Bali United tidak akan mampu dikejar Borneo karena kompetisi hanya menyisakan empat laga. Dua gol kemenangan Bali United di laga menghadapi Semen Padang dicetak oleh Spasojevic menit ke-50 dan 84.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement