Selasa 26 Nov 2019 06:15 WIB

Airlangga: Korean Exim Selesaikan Pendanaan PLTU Suralaya

Pendanaan proyek PLTU Suralaya ditargetkan rampung awal Januari 2020.

PLTU Suralaya.
Foto: PLN
PLTU Suralaya.

REPUBLIKA.CO.ID, BUSAN -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa lembaga keuangan publik asal Korea Selatan, Korean Exim, akan menyelesaikan persoalan pendanaan (closing financial) untuk pembangunan proyek PLTU Jawa 9-10, Suralaya, Banten pada awal Januari 2020. Nilai investasi proyek PLTU Suralaya ini mencapai 3,5 miliar dolar AS.

"PLTU Jawa 9-10 Suralaya, Banten, rencananya hampir closing pada awal Januari 2020," kata Airlangga saat konferensi pers terkait hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan beberapa CEO (pemimpin perusahaan) terpilih dari Korea Selatan di Lotte Hotel, Busan, Korsel, Senin (25/11) malam.

Baca Juga

PLTU Jawa 9-10 dibangun PT Indoraya Tenaga, perusahaan gabungan PT Indonesia Power—anak usaha PT PLN (Persero), Doosan Heavy, dan Korea Midland Power.

Airlangga mengungkapkan bahwa Korean Exim berkomitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan dukungan pendanaan terhadap perusahaan asal Korea melakukan investasi di Indonesia. Menko Perekonomian menjelaskan bahwa komitmen Korean Exim disampaikan dalam pertemuan para CEO terpilih asal Korea Selatan dengan Presiden Joko Widodo yang di Lotte Hotel Busan, Senin (24/11).

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengundang para pengusaha dari negeri ginseng ini untuk berinvestasi Indonesia. Para CEO yang diundang, yakni dari Lotte Corporation, Posco, Hankook Technology Group, SK E&C, CJ Group, LG Chem, GS Global, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Doosan Corporation, dan The export Import Bank of Korea (KEXIM).

Dalam kesempatan ini, CEO Korean Exim menyampaikan laporannya kepada Presiden terkait investasinya di Indonesia, salah satunya memberikan dukungan pendanaan Doosan dalam membangun PLTU Jawa 9-10 terseut.

Selain mengerjakan proyek PLTU Jawa 9-10, Doosan, merupakan perusahaan industri berbasis mesin diesel juga berkomitmen akan meningkatkan kerja sama dengan INKA untuk mengembangkan mesin lokomotif. "Doosan akan merelokasi pabriknya ke Indonesia agar bisa memproduksi mesin diesel juga untuk otomotif," katanya.

Menurut Airlangga, CEO Doosan meminta syarat ada cluster industrinya, sehingga industri pendukung mesin diesel, seperti produksi piston dlan lain-lain pindah ke Indonesia juga. Ia juga menyampaikan CEO Doosan akan mengajukan proposal untuk menjadi suatu cluster tersendiri.

Selain Doosan dan Korean Exim, kata Airlangga, para CEO terpilih asal Korea Selatan ini menyampaikan komitmen investasi ke Indonesia secara bergantian.

Dalam pertemuan dengan para CEO terpilih ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement